Abstract:
Matoa (Pometia pinnata) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di
Kalimatan dan diketahui mengandung metabolit sekunder yang berpotensi sebagai obat.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan standardisasi berdasarkan parameter spesifik dan
nonspesifik dari simplisia dan ekstrak. Pengambilan sampel daun P. pinnata dilakukan pada
tiga tempat tumbuh yaitu Desa Pemuda, Kebun Raya Banua, dan Tahura Sultan Adam. Metode
standardisasi yang digunakan mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia dan Parameter
Standar Umum Ekstrak. Pengamatan organoleptik simplisia yaitu berwarna hijau muda, rasa
pahit, berbau khas. Pengamatan mikroskopik menunjukkan adanya dinding sel, floem, xilem,
stomata, dan inti sel. Kadar sari larut etanol (19,07-19,27)%; kadar sari larut air (20,93-
21,17)%; susut pengeringan (6,17-6,23)%; kadar abu total (4,63-4,73)%; kadar Pb (0,014-
0,022) ppm; kadar Cd (0,014-0,015)ppm; dan kadar Hg <0,00004ppm. Pemerian ekstrak yaitu
berwarna hijau kehitaman, berbau khas, rasa pahit. Ekstrak etanol daun P. pinnata mengandung
alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, glikosida, saponin, antrakuinon yang ditegaskan pada profil
KLT menunjukkan kesamaan kandungan senyawa kimia pada tiap tempat tumbuh. Rendemen
yang didapat (11,19-14,68)%; kadar air (5,57-5,97)%; kadar abu total (1,19-1,24)%; dan kadar
abu tidak larut asam (0,41-0,44)%. Hasil uji parameter spesifik dan nonspesifik simplisia dan
ekstrak daun P. pinnata dari tiga tempat tumbuh telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
MMI dan BPOM RI.
Kata Kunci : Standardisasi; Matoa; Pometia pinnata; Simplisia; Ekstrak