Abstract:
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui mengapa variabel usia (pekerja tua) dan jenis kelamin (perempuan) merupakan variabel yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan di daerah bantaran sungai di Kota Banjarmasin, dan apakah variabel Usia, Pendidikan, Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin juga berpeluang sebagai penyebab kemiskinan penduduk yang tinggal di daerah bukan bantaran sungai, dengan sumber data yang diambil secara langsung dari 400 responden melalui wawancara. Alat analisis data melalui forum diskusi kelompok (FGD) dengan para pemuka masyarakat dan para pemangku kebijakan yang dianggap mengetahui dengan persis keadaan masyarakat yang menjadi fokus penelitian ini dan analisis inferensial dengan Regensi Logistik.
Dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa dari 4 (empat) variabel yang dianalisis untuk mengetahui besarnya peluang dari masing-masing variabel bebas terhadap terjadinya kemiskinan penduduk di daerah bantaran sungai di Kota Banjarmasin hanya ada 2 (dua) variabel yang peluangnya segnifikan yaitu Usia dan Jenis Kelamin, artinya penduduk yang termasuk dalam pekerja tua dan penduduk perempuan punya peluang lebih besar untuk menambah kemiskinan bantaran sungai di Kota Banjarmasin.
Pada tahap kedua ini, melalui FGD diketahui bahwa pekerja tua dan perempuan yang tinggal di daerah bantaran sungai merupakan penyebab terjadinya kemiskinan karena merupakan penduduk yang sudah turun menurun tinggal disana dan ketika para pekerja muda memilih pindah ke daerah bukan bantaran sungai mereka ini tertinggal karena tidak mudah meninggalkan rumah asal (pedaringan), selain itu juga karena faktor kemiskinan itu sendiri yang membuat mereka tidak mampu untuk pindah. Hasil Analisis Inferensia dengan regresi logistik diketahui bahwa variabel Usia, Pendidikan, dan Jenis Lapangan Usaha mempunyai peluang yang signifikan sebagai variabel yang menyebabkan perubahan tingkat kemiskinan penduduk di daerah bukan bantaran sungai. Penduduk usia pekerja muda berpeluang lebih besar menambah kemiskinan dibandingkan kelompok pekerja lebih tua, tingkat Pendidikan rendah berpeluang lebih besar untuk menambah tingkat kemiskinan dibandingkan tingkat pendidikan lainnya, sedangkan pekerjaan sektor non formal mempunyai peluang yang lebih besar untuk menurunkan tingkat kemiskinan dibandingkan sektor formal.
Penelitian ini menyarankan perlunya keterampilan tambahan bagi mereka yang masih produktif tetapi tingkat pendidikan masih rendah dan bekerja di sektor non formal (misalnya menambah keterampilan bengkel mobil, komputer, dan sebagainya), peningkatan pendidikan, dan pemerintah perlu menyediakan tempat-tempat kursus yang biayanya dapat dijangkau oleh kelompok berpendapatan rendah dengan kualitas yang baik.