Abstract:
Karya sastra tidak lahir dari keadaan yang hampa makna. Ia lahir dari hasil tangan manusia yang di sisi lain berinteraksi dan menyerap banyak hal dari kompleksitas lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini menjelaskan bagaimana sebuah karya sastra memiliki hubungan yang intim dengan alam. Ekologi sastra hadir sebagai jembatan untuk memahami bagaimana alam di tempatkan dalam sebuah karya. Objek penelitian ini adalah cerpen Kulah ditulis oleh Gus Tf Sakai. Cerpen Kulah memuat banyak kritik lingkungan yang tergambar dengan sangat kuat. Melalui usaha interpretasi dan deskripsi saat mendekati data-data berupa kutipan kata atau kalimat yang diambil di dalam cerpen kulah. Teori ekologi berusaha menjelaskan bagaimana manusia dan alam saling mempengaruhi satu sama lain sebagai sebuah ekosistem. Beberapa kritik lingkungan yang terdapat di dalam cerpen kulah adalah kritik terhadap memburuknya kondisi daerah aliran sungai yang mengakibatkan banyak bencana seperti banjir, hilangnya hutan secara masif, serta bahaya limbah yang harus menjadi perhatian serus semua pihak. Upaya mencegah kerusakan alam harus ditempuh dengan berbagai cara termasuk melalui jalan sastra. Kerusakan lingkungan adalah awal bagi bencana lain oleh sebab itu usaha memahami sastra melalui prespektif alam menjadi sangat penting dan krusial. Kaca mata ekologi saat membaca sastra diharapkan mampu menjadi salah satu solusi edukatif kepada para pembaca dalam rangka usaha turut andil menjaga alam.