Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas spermatozoa yang terdapat pada caput, corpus dan cauda epididimis kerbau rawa (Bubalus bubalis carabenensis). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplorasi pada 13 buah epididimis dari 8 ekor kerbau rawa dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pemerintah Kabupaten Banjar dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan Rumah Pemotongan Unggas (RPU) Kota Banjarmasin dengan melihat kualitas spermatozoa pada masing-masing caput, corpus dan cauda epididimis. Peubah yang akan diamati dalam penelitian ini adalah motilitas, konsentrasi, persentase spermatozoa yang hidup, dan persentase abnormalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas spermatozoa asal caput epididimis yang diamati meliputi: persentase motilitas, persentase hidup, konsentrasi dan abnormalitas berturut-turut sebesar 0%, 45,43% (31,87–72%), 189,62 x106 (40–480 x106) dan 56,16 %(44,34–66,53%), pada spermatozoa asal corpus epididimis sebesar 2,77% (1 – 9%), 58,73 (45,14 – 76%), 152,31 x106 (45 – 345x106) dan 47,61%(23,92 – 60,15%) dan pada cauda epididimis sebesar 53,46% (20 – 70%), 74,32% (56.68 – 83%), 1.459,62 x106 (825 – 2.340x106) dan 34,60%(15,89 –50,04%). Disimpulkan bahwa spermatozoa asal cauda epididimis memenuhi syaratdimanfaatkan dalam program inseminasi buatan.
Description:
Kerbau rawa merupakan salah satu plasma nutfah daerah Kalimantan Selatan dan sebagai salah satu penyuplai daging di Kalimantan Selatan. Populasi kerbau rawa pada tahun 2012 tercatat 21.686 ekor, namun sejak lima tahun terakhir populasinya menurun (Biro Pusat Statistik, 2013). Penurunan populasi diduga berkaitan dengan sistem pemeliharaan yang masih dilakukan secara tradisional, tingginya tingkat pemotongan, terbatasnya pakan dan padang penggembalaan alami, serta penampilan produksi dan reproduksi yang belum maksimal. Untuk meningkatkan populasi, produktivitas, dan reproduksi kerbau rawa perlu dilakukan perbaikan kualitas genetik ternak salah satunya dengan inseminasi buatan (Suryana, 2007). Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam inseminasi buatan bergantung dari spermatozoa yang digunakan. Selama ini koleksi spermatozoa (semen) yang digunakan dalam IBdilakukan melalui penampungan menggunakan vagina buatan, akantetapi ada alternatif sumber spermatozoa lain, yaitu spermatozoa asal epididimis.Secara anatomis epididimis memang berfungsi sebagai tempat pematangan dan penyimpanan spermatozoa sebelum diejakulasikan. Spermatozoa epididimis ini diketahui telah dapat digunakan untuk melakukan proses fertilisasi seperti halnya spermatozoa hasil ejakulasi (Hafez dan Hafez, 2000). Menurut Toelihere (1985) epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testes.Didalam epididimis mengandung ductus epididimis yang sangat berliku-liku, dan mencapai panjang lebih 60 meter pada babi dan 80 meter pada kuda.Epididimis dapat dibagi atas: caput (kepala), corpus (badan) dan cauda(ekor). Cauda
epididimis merupakan tempat penyimpanan spermatozoa sebelum diejakulasikan (Toelihere, 1985). Spermatozoa yang terdapat pada cauda epididimis merupakan spermatozoa yang sudah matang karena telah mengalami proses pematangan pada bagian caput dan corpus (Hafez danHafez, 2000). Hasil penelitian Herdis et al.(2008), menyatakan bahwa rataan konsentrasi spermatozoa yang terdapat pada cauda epididimis kerbau belang sebesar 1.044,50x106 spermatozoa/ml.Sementara itu, konsentrasi spermatozoa yang terdapat pada ejakulat kerbau berkisar antara500– 1,500x106 spermatozoa/ml (Hafez dan Hafez, 2000). Konsentrasi spermatozoa dalam cauda epididimis sangat padat karena belum mendapat penambahan plasma semen yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris di sepanjang jalur pengeluaran spermatozoa sebelum ejakulasi.Untuk konsentrasi epididimis pada bagian lain seperti caput dancorpus belum banyak yang meneliti, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana konsentrasi spermatozoa pada bagian caput dan corpus epididimis kerbau rawa