Bawang Dayak versus Laparoskopi
Oleh
Dr. Hery Poerwosusanta dr. SpB. SpBA(K). FICS.
Kepala KSM Bedah, Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD Ulin Banjarmasin.
Laparoskopi sudah menjadi pilihan utama pembedahan, karena cidera yang minimal dan meninggalkan bekas yang sangat sedikit. Komplikasi pembedahan terbuka/konvensional dapat dicegah dengan laparoskopi, yaitu: perlengketan akibat manipulasi pembedahan terbuka. Dengan ditemukan pembedahan robotik dapat diprediksi penggunaan laparoskopi akan semakin banyak. Tetapi apakah pembedahan laparoskopi menghilangkan komplikasi akibat pembedahan?
Bawang Dayak banyak tumbuh di pulau Kalimantan. Rasa yang tidak enak untuk dikonsumsi, membuat bawang ini tidak popular. Masyarakat Dayak menggunakan bawang Dayak sebagai bahan penyembuh luka/bahimang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bawang Dayak mempunyai kasiat anti-inflamasi dan anti-oksidan yang kuat. Motivasi ini membuat peneliti berkeinginan melakukan penelitian apakah bawang Dayak mampu menurunkan komplikasi akibat laparoskopi.
Dari hasil penelitian terbukti bahwa bawang Dayak mampu menurunkan komplikasi akibat laparoskopi, yaitu menurunkan kerusakan struktur peritoneum yang menyebabkan perlengketan usus.
LAPAROSKOPI
Kemajuan tehnologi mampu memberikan manfaat yang sangat besar pada dunia medis. Dengan laparoskopi komplikasi pembedahan terbuka dapat diturunkan. Banyak penyakit yang mampu disembuhkan dengan laparoskopi, yaitu: usus buntu, hernia, batu empedu dan lainnya. Di RS ulin, penggunaan laparoskopi dimulai tahun 2012 dan saat ini lebih 500 pembedahan pertahun dilakukan dengan laparoskopi. Dibeberapa RS di Indonesia laparoskopi dilakukan pada pasien bayi dengan kelainan bawaan. RS Ulin sendiri sudah mampu melakukan pembedahan laparoskopi pada beberapa kasus.
Secara tehnis, laparoskopi dimulai dengan insuflasi (memasukkan) gas CO2 kedalam rongga perut dengan tekanan tertentu. Insuflasi gas CO2 bertujuan untuk mendapatkan visualisasi (pandangan operasi) yang baik saat operasi. Namun gas CO2 dengan tekanan tertentu terbukti menyebabkan lepasnya sel mesotel dalam rongga perut. Lepasnya mesotel mengakibatkan gangguan struktur peritoneum (sel yang melapisi rongga perut). Peritoneum mempunyai fungsi vital pada kelangsungan fisiologis rongga perut, yaitu fungsi tranpotasi, fungsi pertahanan tubuh (imunologis), proses penyembuhan dan fungsi vital lainnya. Gangguan struktur peritoneum berakibat terganggunya penyembuhan luka pasca laparoskopi.
A
B
Gambar 1. A. Insuflasi gas CO2 untuk mendapatkan visialisasi. B. Dengan bantuan kamera pembedahan dapat dilakukan dengan baik (sumber wikipedia)
BAWANG DAYAK
Bawang Dayak sebagai penyembuh luka sudah lama dipakai oleh suku Dayak. Potensi ini menarik untuk diteliti untuk mengurangi pembedahan laparoskopi yang modern. Menurut sejarah bawang Dayak pertama kali ditemukan di benua amerika dan dapat tumbuh di iklim tropis termasuk Indonesia. Bahan aktif yang dominan adalah eleutherine sehingga spesies ini disebut Eleutherine americana Sp. Belum ada sediaan standar, berapa dosis yang baik untuk dikonsumsi. Penelitian secara insiliko (komputerisasi) bawang Dayak berpotensi sebagai anti kanker payudara. Idealnya bawang Dayak dilakukan pembuatan ekstrak sehingga dapat dikonsumsi sebagai obat herbal terstandar (OHT).
Gambar 2 Bawang Dayak secara tradisional mengkonsumsi sebagai herbal/jamu untuk penyembuhkan luka dalam (sumber wikipedia).
BAWANG DAYAK MENURUNKAN KERUSAKAN STRUKTUR PERITONEUM
Pada penelitian terbukti bahwa bawang Dayak 60 mg/kgBB pada tikus, mampu menurunkan kerusakan sel mesotel.
Kontrol Mediclor BD 30 mg/kgBB BD 60 mg/BB BD 90 mg/kgBB
Gambar 3 Pemberian bawang Dayak 60 mg/kgBB mampu mempertahankan struktur mesotel peritoneum dari cidera insuflasi gas CO2 pada pembedahan laparoskopi setara dengan Mediclor (obat anti perlengketan yang sudah dijual dipasaran). Tanda panah merah menunjuk kerusakan struktur peritoneum pasca laparoskopi. Tanda panah hitam menunjukan kestabilan struktur peritoneum pasca laparoskopi setelah pemberian bawang Dayak (sumber penelitian disertasi).
Diharapkan mampu mencegah komplikasi akibat laparoskopi, bawang Dayak efektif setelah 54 hari secara oral (diminum). Diharapkan ada penelitian lanjutan tentang pemberian bawang Dayak secara efektif dan efisien dalam waktu singkat.
Bawang Dayak versus Laparoskopi
Oleh
Dr. Hery Poerwosusanta dr. SpB. SpBA(K). FICS.
Kepala KSM Bedah, Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD Ulin Banjarmasin.
Laparoskopi sudah menjadi pilihan utama pembedahan, karena cidera yang minimal dan meninggalkan bekas yang sangat sedikit. Komplikasi pembedahan terbuka/konvensional dapat dicegah dengan laparoskopi, yaitu: perlengketan akibat manipulasi pembedahan terbuka. Dengan ditemukan pembedahan robotik dapat diprediksi penggunaan laparoskopi akan semakin banyak. Tetapi apakah pembedahan laparoskopi menghilangkan komplikasi akibat pembedahan?
Bawang Dayak banyak tumbuh di pulau Kalimantan. Rasa yang tidak enak untuk dikonsumsi, membuat bawang ini tidak popular. Masyarakat Dayak menggunakan bawang Dayak sebagai bahan penyembuh luka/bahimang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bawang Dayak mempunyai kasiat anti-inflamasi dan anti-oksidan yang kuat. Motivasi ini membuat peneliti berkeinginan melakukan penelitian apakah bawang Dayak mampu menurunkan komplikasi akibat laparoskopi.
Dari hasil penelitian terbukti bahwa bawang Dayak mampu menurunkan komplikasi akibat laparoskopi, yaitu menurunkan kerusakan struktur peritoneum yang menyebabkan perlengketan usus.
LAPAROSKOPI
Kemajuan tehnologi mampu memberikan manfaat yang sangat besar pada dunia medis. Dengan laparoskopi komplikasi pembedahan terbuka dapat diturunkan. Banyak penyakit yang mampu disembuhkan dengan laparoskopi, yaitu: usus buntu, hernia, batu empedu dan lainnya. Di RS ulin, penggunaan laparoskopi dimulai tahun 2012 dan saat ini lebih 500 pembedahan pertahun dilakukan dengan laparoskopi. Dibeberapa RS di Indonesia laparoskopi dilakukan pada pasien bayi dengan kelainan bawaan. RS Ulin sendiri sudah mampu melakukan pembedahan laparoskopi pada beberapa kasus.
Secara tehnis, laparoskopi dimulai dengan insuflasi (memasukkan) gas CO2 kedalam rongga perut dengan tekanan tertentu. Insuflasi gas CO2 bertujuan untuk mendapatkan visualisasi (pandangan operasi) yang baik saat operasi. Namun gas CO2 dengan tekanan tertentu terbukti menyebabkan lepasnya sel mesotel dalam rongga perut. Lepasnya mesotel mengakibatkan gangguan struktur peritoneum (sel yang melapisi rongga perut). Peritoneum mempunyai fungsi vital pada kelangsungan fisiologis rongga perut, yaitu fungsi tranpotasi, fungsi pertahanan tubuh (imunologis), proses penyembuhan dan fungsi vital lainnya. Gangguan struktur peritoneum berakibat terganggunya penyembuhan luka pasca laparoskopi.
A
B
Gambar 1. A. Insuflasi gas CO2 untuk mendapatkan visialisasi. B. Dengan bantuan kamera pembedahan dapat dilakukan dengan baik (sumber wikipedia)
BAWANG DAYAK
Bawang Dayak sebagai penyembuh luka sudah lama dipakai oleh suku Dayak. Potensi ini menarik untuk diteliti untuk mengurangi pembedahan laparoskopi yang modern. Menurut sejarah bawang Dayak pertama kali ditemukan di benua amerika dan dapat tumbuh di iklim tropis termasuk Indonesia. Bahan aktif yang dominan adalah eleutherine sehingga spesies ini disebut Eleutherine americana Sp. Belum ada sediaan standar, berapa dosis yang baik untuk dikonsumsi. Penelitian secara insiliko (komputerisasi) bawang Dayak berpotensi sebagai anti kanker payudara. Idealnya bawang Dayak dilakukan pembuatan ekstrak sehingga dapat dikonsumsi sebagai obat herbal terstandar (OHT).
Gambar 2 Bawang Dayak secara tradisional mengkonsumsi sebagai herbal/jamu untuk penyembuhkan luka dalam (sumber wikipedia).
BAWANG DAYAK MENURUNKAN KERUSAKAN STRUKTUR PERITONEUM
Pada penelitian terbukti bahwa bawang Dayak 60 mg/kgBB pada tikus, mampu menurunkan kerusakan sel mesotel.
Kontrol Mediclor BD 30 mg/kgBB BD 60 mg/BB BD 90 mg/kgBB
Gambar 3 Pemberian bawang Dayak 60 mg/kgBB mampu mempertahankan struktur mesotel peritoneum dari cidera insuflasi gas CO2 pada pembedahan laparoskopi setara dengan Mediclor (obat anti perlengketan yang sudah dijual dipasaran). Tanda panah merah menunjuk kerusakan struktur peritoneum pasca laparoskopi. Tanda panah hitam menunjukan kestabilan struktur peritoneum pasca laparoskopi setelah pemberian bawang Dayak (sumber penelitian disertasi).
Diharapkan mampu mencegah komplikasi akibat laparoskopi, bawang Dayak efektif setelah 54 hari secara oral (diminum). Diharapkan ada penelitian lanjutan tentang pemberian bawang Dayak secara efektif dan efisien dalam waktu singkat.