Abstract:
Kebutuhan cabai akan terus meningkat setiap tahun sejalan dengan dengan meningkatnya jumlah dan berkembangnya industri makanan. Beberapa bulan terakhir ini harga cabai sangat tinggi sekali dan melonjak tinggi, pada keadaan biasa seharga Rp. 20.000–30.000 per kilogram, namun pada akhir tahun 2010 dan awal tahun 2011 mencapai Rp. 70.000-80.000 per kg. Harga yang terus melambung tinggi tersebut disebabkan permintaan pasar yang semakin banyak, sedangkan produksi semakin berkurang, yang disebabkan oleh banyak faktor. Musim hujan yang tidak menentu, dan yang paling penting adalah tingkat serangan hama dan penyakit yang semakin tinggi dan tidak dapat dikendalikan. Hal ini sangat berpengaruh pada produksi, disamping itu juga jumlah permintaan yang semakin meningkat. Penyebab rendahnya produksi yang paling utama adalah gangguan penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum dan jamur Fusarium oxysporum menyerang sejak di persemaian sampai panen, kerugian akibat serangan ini hampir 100% disetiap pertanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa macam mikroorganisme tanah sebagai agens antagonis dan menekan perkembangan penyakit layu pada tanaman cabai. Penelitian dilaksanakan di sentra tanaman sayuran Guntung Payung Banjarbaru Kal- Sel, sejak bulan Maret-Juli 2011. Varietas benih cabai Varietas Arimbi (B) rentan penyakit layu dan antraknose. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari empat perlakuan dan satu perlakuan sebagai control, masing-masing perlakuan diulang empat kali, sehingga unit perlakuan berjumlah sebanyak
20 unit. Tiap-tiap unit perlakuan terdiri sebanyak
20 tanaman cabai. Perlakuan yang diuji adalah : A= Pseudomonas fluorescent,
B = Basillus subtilis,C = Trichoderma spp., D = Gliocladium spp.,K = Kontrol (tanpa agens hayati). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi agens hayati yang diberikan berpengaruh sangat nyata terhadap penyakit layu tanaman cabai, (2) Intensitas terendah pada perlakuan Trichoderma dan Gliocadium yang dapat terlihat secara nyata terhadap penekanan serangan penyakit layu.
Description:
Tanaman cabai (Capsicum annum L.) termasuk tanaman semusim yang tergolong ke dalam family solanaceae, buahnya sangat digemari karena memiliki rasa pedas dan merupakan perangsang bagi selera makan. Selain itu cabai memiliki kandungan vitamin-vitamin, protein dan gula fruktosa. Di Indonesia tanaman ini mempunyai arti ekonomi penting dan menduduki tempat kedua setelah tanaman kacang-kacangan. Penggunaan agens hayati sangat perlu untuk ditingkatkan, sehingga bisa untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan residu pestisi yang terdapat di tanah maupun di tanaman.