Abstract:
Kajian tentang makna perilaku kecantikan oleh perempuan Banjar menarik untuk di kaji karena perilaku mempercantik diri perempuan Banjar dilakukan oleh semua kelas ekonomi perempuan Banjar dari yang muda atau remaja sampai perempuan yang sudah tua, dari yang belum menikah sampai yang sudah menikah. Prilaku mempercantik diri oleh perempuan Banjar mereka wujudkan dalam melakukan perawatan kecantikan (Spa Banjar) seperti urut, lulur, timung, pupur dan ratus (dalam istilah Bahasa Banjar adalah baurut, balulur, batimung, bapupur dan baratus) dalam periode waktu tertentu secara rutin sesuai dengan kebutuhan sehingga perawatan kecantikan sudah mendarah daging bagi semua lapisan perempuan Banjar yang ada di Banjarmasin. Massifnya prilaku mempercantik diri perempuan Banjar terlihat dari banyaknya fasilitas kecantikan di Kota Banjarmasin di mana mudah sekali menemukan tempat perawatan kecantikan tubuh khas Banjar wilayah di Kota Banjarmasin, sehingga muncul pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana perempuan Banjar memaknai kecantikan mereka? dan bagaimana makna kecantikan itu terbentuk (terkonstruksi) dalam proses sosial budaya masyarakat Banjar?
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemaknaan kecantikan perempuan Banjar dalam kehidupan mereka, dan menjelaskan tentang konstruksi sosial budaya kecantikan perempuan Banjar dalam masyarakat. Studi tentang perempuan dan kecantikan ini akan mengkaji fenomena perawatan kecantikan yang sangat massif dilakukan oleh perempuan Banjar. Fenomena ini akan mengungkap tentang realitas adanya perkembangan kesadaran perempuan dalam perwatan kecantikan. Untuk itu, studi ini akan menggunakan perspektif teoritis Konstruksi Sosial yang diungkapkan oleh Berger dan Luckman.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnografi. Menurut Spradley, Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan kebudayaan. Tujuan aktivitas ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Penentuan informan menggunakan tehnik snowball sampling dan lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kota Banjarmasin. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan menggunakan catatan lapangan. Tehnik analisis data dilakukan melalui cara kategorisasi data hasil lapangan kemudian dianalisi, dan dikaitkan dengan teori yang digunakan untuk mendapatkan keakuratan data.