Abstract:
Menulis artikel jurnal internasional bereputasi? Terus terang, bagi saya, bukanlah hal terlalu menarik. Sebab, gambaran yang terpola: ribet dan melelahkan. Teman-teman yang mengirim artikel ke jurnal internasional bereputasi kebanyakan berakhir dengan satu kata: reject. Lagi pula, saya lancar-lancar saja menulis berbagai artikel, beragam buku, begitu pula puisi, cerpen dan novel. Menulis merupakan aksi keseharian. Hebatnya, saya mendapatkan banyak hal dari menulis. Diundang ke berbagai pelatihan atau sharing menulis, tulisan diterbitkan di media cetak dan buku yang diterbitkan sekitar seratusan. Mantap. Menjadi sumber pendapatan. Pada suatu ketika pikiran diteror: ”Masyak menjadi penulis begitu saja. Kamu kan dosen?” Teror di pikiran menjadi tantangan. Sulitnya, kemampuan bahasa Inggris ala kadarnya. Sekadar apologi, saya telah membangun kolam ikan pelan-pelan, sekitar 2 ha, untuk persiapan masa pensiun. Saya membayangkan keasyikkan menulis sembari menikmati kecipakan beragam ikan berselang-seling menyiangi aneka tanaman. Kembali ke kehidupan masa kecil sembari berpuas-puas menulis. Duh, indah dan nyamannya.
Description:
Menulis artikel jurnal internasional bereputasi? Terus terang, bagi saya, bukanlah hal terlalu menarik. Sebab, gambaran yang terpola: ribet dan melelahkan. Teman-teman yang mengirim artikel ke jurnal internasional bereputasi kebanyakan berakhir dengan satu kata: reject. Lagi pula, saya lancar-lancar saja menulis berbagai artikel, beragam buku, begitu pula puisi, cerpen dan novel. Menulis merupakan aksi keseharian. Hebatnya, saya mendapatkan banyak hal dari menulis. Diundang ke berbagai pelatihan atau sharing menulis, tulisan diterbitkan di media cetak dan buku yang diterbitkan sekitar seratusan. Mantap. Menjadi sumber pendapatan. Pada suatu ketika pikiran diteror: ”Masyak menjadi penulis begitu saja. Kamu kan dosen?” Teror di pikiran menjadi tantangan. Sulitnya, kemampuan bahasa Inggris ala kadarnya. Sekadar apologi, saya telah membangun kolam ikan pelan-pelan, sekitar 2 ha, untuk persiapan masa pensiun. Saya membayangkan keasyikkan menulis sembari menikmati kecipakan beragam ikan berselang-seling menyiangi aneka tanaman. Kembali ke kehidupan masa kecil sembari berpuas-puas menulis. Duh, indah dan nyamannya.