Abstract:
Pertunjukan seni Wayang biasanya dimainkan dengan mengikuti pakem-pakem tertentu yang sudah disepakati secara tidak langsung oleh para dalang dan juga para penikmat wayang. Namun, bebeda dengan kebanyak pertunjukan wayang, wayang tengul dimainkan dengan tidak ada keharusan untuk sesuai dengan pakem-pakem yanga sudah baku. Kajian ini bertujuan untuk menggambarkan sejarah seni pertunjukan wayang tengul serta berbagai berbagai alasan kenapa bentuk permainan dalam pementasan wayang tengul menjadi seni pertunjukan yang dimainkan dengan gaya sendiri dan tidak menggunakan pakem-pakem yang sudah establish dalam dunia perwayangan. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah Metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa sejarah wayang golek lahir dari masyarakat Jawa sub kultur Bojonegoro yang egaliter dan tumbuh dan berkembang dari masyarakat pinggiran Jawa yang kritis terhadap berbagai gejala sosial yang menunjukkan ketidak adilan. Adanya berbagai bentuk permainan dalam seni pertunjukan wayang yang tidak berpedoman pada pakem-pakem yang lazim dalam dunia perwayangan adalah sebagai wujud perlawanan terhadap kebudayaan yang dominan yang dianggap hanya menguntungkan sekelompok elit dalam masyarakat. Wayang tengul memberikan pesan pentingnya egalitarianisme dalam kehidupan sosial serta selalu kritis terhadap berbagai kemapanan yang seringkali melenakan dan menindas masyarakat kecil.