Description:
Kestabilan lereng pada highwall perlu diidentifikasi, hal ini mengingat pentingnya keberlangsungan proses produksi dan
keselamatan pekerja dan peralatan yang digunakan pada tambang terbuka batubara. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan utama pada penelitian ini adalah membuat sebuah zonasi geoteknik berdasarkan pada tingkat kestabilan lereng
highwall. Zonasi geoteknik merupakan bagian dari manajemen resiko yang dapat membantu engineer geotek dalam
mempercepat proses analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan dan skala prioritas penanganan pada blok atau
zona yang diketahui kritis.Tinjauan lokasi penelitian dilakukan pada highwall pit Trembesi PT Arutmin Indonesia
Tambang Batulicin mempunyai panjang ±3000 m. Didapatkan gambaran mengenai kondisi situasi aktual seperti
keterdapatan sungai, creek, settling pond, dan kondisi lainnya yang berpotensi berpengaruh terhadap kestablian lereng. Selain itu dilakukan juga pengukuran muka air tanah menggunakan alat piezometer. Data properties batuan meliputi sifat
fisik dan mekanik merupakan data sekunder. Analisis kestabilan lereng menggunakan perangkat lunak Geostudio 2007
dengan metode Kesetimbangan Batas Morgenstern Price. Berdasarkan analisis tingkat kestabilan lereng highwall
terhadap 18 blok didapatkan nilai faktor keamanan (FK) berkisar antara 1.127 hingga 1.475, dan terdapat 5 blok yang
teridentifikasi dalam kondisi tidak stabil. Terhadap blok-blok yang tidak stabil tersebut diperlukan desain ulang untuk
medapatkan nilai FK yang aman. Perbaikan geometri lereng sebagai rekomendasi yaitu dengan cara menambah lebar
lereng pada RL -40 untuk blok 08 dan 09 sebesar 15 meter , pada RL -60 untuk blok 12 sebesar 25 meter, dan pada RL -70
untuk blok 24 dan 25 sebesar 20 meter sehingga diperoleh tingkat kestabilan lereng yang aman. Kata Kunci: Zonasi Geoteknik, Kestabilan Lereng, Faktor Keamanan, Metode Kesetimbangan Batas