Abstract:
Abstrak
Burung merupakan anggota dari Sub Filum Vertebrata yang termasuk Kelas Aves. Kawasan Agropolitan merupakan tempat Agrowisata yang sampai saat ini belum memiliki data-data dasar lengkap mengenai flora dan faunanya khususnya burung. Burung memiliki peran yang cukup penting bagi ekositem. Manfaat burung di alam bagi kehidupan (fungsi ekologis burung) di antaranya berperan dalam proses ekologi (sebagai penyeimbang rantai makanan dalam ekosistem), membantu proses penyerbukan tanaman khususnya tanaman yang mempunyai perbedaan antara posisi benang sari dan putik, serta sebagai predator terhadap hama tanaman seperti serangga dan tikus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan kerapatan burung di Kawasan Agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode IPA Count. Populasi pada penelitian ini adalah semua burung yang terdapat di Kawasan Agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala yangf hidup liar dan sampel penilitian ini adalah semua burung yang terekam kamera pada 24 titik IPA Count. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 17 jenis burung yang ditemukan yaitu yang berperan dalam penyerbukan adalah Burung Madu Sepah Raja (Aethopyga siparaja), yang berperan sebagai predator hama adalah Layang-layang (Delichon dasypus), Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Bentet Kelabu (Lanius schach), Burung Gereja (Passer montanus), Elang Bondol (Halistur indus), Bubut (Centropus bengalensis), Perenjak (Prinia flaviventris), Elang Tikus (Elanus caeruleus), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Walet (Collocalia esculenta), Sikatan Bubik ( Muscicapa dauurica), Burung Tikusan (Porzana cinerea), dan Raja Udang (Halycon pileata), dan yang berperan sebagai perusak tanaman sekaligus sebagai penyebar biji adalah Pipit Kalimantan (Lonchura fuscant), Burung Gereja (Passer montanus), Puyuh (Melanopedrix nigra), Tekukur (Streptopelia chinensis), dan Burung Tikusan (Porzana cinerea). Kerapatan relatif tertinggi adalah Pipit Kalimantan (Lonchura fuscans) yaitu 25,31% sedangkan kerapatan relatif terendah adalah Raja Udang (Halcyon pileata) yaitu 0,18% dengan kemelimpahan dalam keadaan rendah (H’=0,978).