Description:
Abstrak. Minimnya informasi mengenai lahan pekarangan di pesisir
pantai Kabupaten Tanah Laut serta terbatasnya pengetahuan penduduk
lokal dalam mengenal berbagai jenis tanaman berkhasiat obat pada
pekarangan berdampak terhadap diabaikannya peran tanaman obat di
pekarangan dan tingginya biaya pemeliharaan penduduk lokal untuk
kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbandingan luas
pekarangan dan menggali informasi kearifan lokal berbagai jenis
tanaman obat dari lima desa di Pesisir Pantai Kabupaten Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah
pengamatan jenis-jenis tanaman obat serta wawancara pengetahuan
penduduk lokal dalam memanfaatkan pekarangannya. Hasil penelitian
menunjukkan rerata luas pekarangan rumah tertinggi di Desa Takisung
(212 m2) dan terendah di Desa Sungai Bakau (49,1 m2). Perbandingan
luas ideal (2:3) antara pekarangan dengan rumah ditemukan di Desa
Batakan dan Desa Sungai Rasau. Jumlah jenis tanaman obat pada
pekarangan berkisar dari 30 -52 jenis dengan Indeks Nilai Penting (INP)
terbanyak adalah mangga, pisang talas, singkong, karet dan kelapa.
Indeks diversitas tanaman obat pada pekarangan menunjukkan nilai
bervariasi, tertinggi di Desa Sungai Rasau (1,390) dan terendah di Desa
Sungai Bakau (1,130). Dalam hal ini, potensi terbaik pengembangan
tanaman obat pada pekarangan berada di Desa Takisung berdasarkan
parameter keanekaragaman jenis tanaman obat dan tipe pekarangan
rumahnya.
Kata Kunci : kearifan, lokal, tanaman, pekarangan, pesisir
Abstract. The lack of information about the land area of the Tanah Laut
Regency's coastal land and the limited knowledge of local people in
recognizing the various medicinal plants in the yard affect the neglect of
the role of medicinal plants in the yard and the high cost of maintaining
local residents for health. The purpose of this study is to assess the
comparative area of the yard and to dig up the local wisdom of the
residents utilizing various types of medicinal plants from five villages
located in the coastal area of Tanah Laut Regency, South Kalimantan
Province. The method used is the observation of the types of medicinal
plants and interview the knowledge of local residents in utilizing the yard.
The results showed the highest average home yard in Takisung Village
(212 m2) and the lowest in Sungai Bakau Village (49.1 m2). The ideal area comparison (2: 3) between the yard with the house is found in species in the yard ranged from 30 -52 species with the most Important
Value Index (INP) are mango, taro banana, cassava, rubber and coconut.
The diversity index of medicinal plants in the yard shows varied values,
the highest in Rasau River (1,390) and the lowest in Sungai Bakau Village
(1,130). In this case, the best potential for the development of medicinal
plants in the yard is in Takisung Village based on the parameters of the
diversity of medicinal plants and the type of home yard.
Keywords : wisdom, local, plant, yard, coastal