Description:
Resistensi Plasmodium terhadap obat malaria mengakibatkan kegagalan pengobatan. Hal ini merupakan ancaman terlebih belum ditemukannya obat alternatif yang efektif untuk melawan resistensi. Tanaman hati tanah (Angiopteris evecta) digunakan oleh masyarakat di Palangkaraya Kalimantan Tengah untuk mengobati malaria. Fraksi etil asetat umbi A. evecta mempunyai aktivitas antiplasmodium in vitro tergolong sangat potensial dengan IC50 3.35±0.07 μg/mL. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelusuran golongan senyawa yang beraktivitas sebagai antiplasmodium in vitro. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemisahan komponen kimia fraksi etil asetat dengan kromatografi cair vakum (KCV). Uji aktivitas antiplasmodium in vitro dilakukan dengan metode Candle jar. Hasil penelitian diperoleh 5 fraksi yaitu fraksi B1, B2, B3, B4, dan B5. Fraksi tersebut diuji aktivitas antiplasmodium in vitro masing-masing diketahui rerata nilai IC50 berturut-turut 188,019 ± 6,76 μg/mL; 37,3 ± 0,18 μg/mL; 2,58 ± 0,03 μg/mL; 167,62 ± 3,80 μg/mL; dan lebih dari 200 μg/mL. Fraksi B3 merupakan fraksi dengan nilai IC50 2,58 ± 0,03 μg/mL terendah dibanding dengan fraksi lainnya, dan ditetapkan sebagai fraksi potensial sebagai antiplasmodium in vitro. Hasil penelusuran golongan senyawa diperoleh bahwa pada fraksi B3 adalah golongan glikosida. Kata Kunci: Plasmodium, In vitro, malaria, Hati tanah, Angiopteris evecta