Description:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi pendidikan menengah dari sisi efisiensi internal dan skor UN di Kabupaten Banjar, kebutuhan penyelenggaraan PMU di Kabupaten Banjar, serta perbedaan kapasitas fiskal antara pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah kabupaten. Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif dan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Populasi penelitian adalah SMA/SMK/MA dan sampel dipilih secara proporsional berdasarkan strata wilayah tinggi, sedang, dan rendah. Teknik analisis data kuantitatif secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) posisi pendidikan menengah di Kabupaten Banjar dari skor UN umumnya pada posisi sedang (7.2-7.0) dan paling banyak pada posisi rendah (UN<7.0), terutama pada jenjang Madrasah Aliyah; (2) persebaran penduduk dan sekolah jenjang menengah belum merata sehingga mempengaruhi jumlah siswa yang melanjutkan ke jenjang menengah; (3) anggaran pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara siginifikan, terutama pada biaya kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan, peningkatan profesi diklat, penyelenggaraan KBM, dan kesiswaan. Komponen biaya naik turun yaitu penilaian, daya dan jasa, serta supervisi, serta mengalami penurunan adalah biaya pemeliharaan dan penggantian; (4) sumber biaya dari orang tua mengalami kenaikan dan terbesar; (5) pemerintah perlu mengkaji ulang kesiapan penyelenggaraan PMU di Kabupaten Banjar dengan memperhatikan posisi sekolah berdasarkan skor UN, terutama MA dengan posisinya yang rendah, persebaran penduduk dan persebaran sekolah, ketiadaan sarana dan prasarana sekolah jenjang menengah terutama di kecamatan Tatah Makmur, Aranio, Paramasan, dan Telaga Bauntung, jenjang menengah paling sedikit adalah SMK. Biaya pendidikan orang tua terlalu tinggi. Anggaran baik dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah propinsi lebih kecil.