dc.description |
Abstrak- Dari industri biodiesel dihasilkan produk samping berupa gliserol sebanyak 10% dari
biodiesel. Reaksi esterifikasi gliserol dengan minyak atau lemak akan menghasilkan monoasilgliserol
(MAG), suatu senyawa yang berfungsi emulsifier di industri makanan, sebagai texturing agent di dalam
industri kosmetik dan sebagai pelumas dalam industri tekstil. Saat ini sebayak 75% penyediaan
emulsifier dilakukan dengan impor. Pemanfaatan gliserol sebagai bahan pembuat emulsifier diharapkan
dapat menyediakan kebutuhan emulsifier dalam negeri sekaligus meningkatkan pendapatan industri
biodiesel dan mengurangi limbah gliserol. Penelitian dilakukan pada reaktor berupa labu leher tiga yang
dipanaskan dengan jaket pemanas. Reaktor dilengkapi dengan motor pengaduk. Suhu reaksi diatur
menggunakan regulator. Ke dalam reactor dialirkan gas nitrogen secara terus menerus untuk mengusir gas
yang dimungkinkan dihasilkan dari reaksi gliserolisis. Variabel penelitian adalah suhu reaksi dan rasio mol
minyak kelapa/gliserol. Reaksi gliserolisis dijalankan selama 5 jam dan sampel diambil setiap 30 menit.
Selanjutnya sampel dianalisis menggunakan GCMS. Hasil penelitian menunjukkan MAG terbukti dapat
dihasilkan dari reaksi antara gliserol dan minyak kelapa. Dari evaluasi hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa semakin besar suhu reaksi, maka konversi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa reaksi gliserolisis merupakan reaksi endotermis. Suhu optimum untuk penelitian ini
sebesar 220 oC. Kenaikan suhu di atas 220 oC tidak berdampak terhadap kenaikan konversi. Sedangkan
rasio mol gliserol/minyak kelapa optimum adalah 2:1. Kenaikan rasio mol gliserol/minyak kelapa tidak
mempengaruhi konversi MAG yang dihasilkan.
Kata kunci: monoasilgliserol, emulsifier, esterifikasi
Abstract-The biodiesel industries produce glycerol as much as 10% of biodiesel. The esterification
reaction of glycerol with oil or fat will produce monoacylglycerol, a compound that can be used as
emulsifier in the food industry, as texturing agent in the cosmetics industry and as a lubricant in the
textile industry. Emulsifier which was import is 75%. Utilization of glycerol as material emulsifier is
expected to provide for the needs of domestic biodiesel industry, increase revenue and reduce waste
glycerol. The experiments were conducted in three-neck flask reactor which was heated with heating
jacket. The reactor is equipped with a stirrer and nitrogen purge. The reaction temperature is set using
the regulator. The research variables are the reaction temperature and the mole ratio of coconut oil /
glycerol . Glycerolizes is run for 5 hours and samples were taken every 30 minutes. Further samples were
analyzed using GCMS. The results showed that monoacylglycerol could be produced from the reaction
between the glycerol and palm oil. From the evaluation results of the research we concluded that the
greater the reaction temperature, the greater the resulting conversion. This suggests that gliserolisis
reaction is endothermic reaction. The optimum temperature is of 220 oC. If the temperature rise above
220 ° C, there is no impact on the increase in conversion. While the mole ratio of glycerol / Optimum
coconut oil is 2: 1. The increase in the mole ratio of glycerol / oil does not affect the conversion of MAG.
Keywords: Monoacylglycerol, emulsifier, esterificication |
|