dc.description |
Kota Banjarmasin dikenal dengan kota seribu sungai, akan
tetapi julukan kota seribu sungai saat ini sulit dipertahankan, karena banyak sungai yang tidak berfungsi, dangkal, dan sempit; sebaliknya sungai-sungai besar justru bertambah lebar karena mengalami abrasi.
Masyarakat yang tinggal di rumah lanting berpotensi terhadap
menurunnya kondisi lingkungan perairan, Akan tetapi mereka juga sebagai penyelamat lingkungan, karema rumah mereka dapat menahan laju abrasi.
Kehadiran rumah lanting masih dilematis bagi pengambil
kebijakan di kota seribu sungai ini. Pada satu sisi ada pengakuan oleh pemerintah kota, sehingga kelak sepanjang Sungai Martapura akan dijadikan permukiman di atas air seperti Kota Banjarmasin pada tahun 50-an. Akan tetapi pada sisi lain penggusuran rumah lanting terus berlangsung.
Berdasarkan analisis situasi yang telah diuraikan, masalah
penerapan teknologi dirumuskan sebagai berikut, bagaimana
mengenalkan model rumah lanting yang ramah lingkungan untuk
mengurangi laju abrasi sungai Martapura dalam wilayah Kota
Banjarmasin. Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, secara umum penerapan teknologi ini bertujuan untuk mengenalkan model rumah lanting yang mengutamakan aspek-aspek keindahan, keserasian, kebersihan lingkungan, dan kelancaran transportasi. Adapun kegunaan kegiatan ini yaitu 1) masyarakat di lingkungan perairan, kegiatan ini merupakan tawaran model rumah
lanting agar dapat diikuti, karena mengutamakan prinsip-prinsip keindahan, keserasian, kebersihan lingkungan, dan kelancaran transportasi 2). Pemerintah Kota Banjarmasin dapat memanfaatkan inovasi ini sebagai bahan rekomendasi permukiman di lingkungan perairan, dan dapat dijadikan sebagai obyek wisata.
Kegiatan penerapan teknologi masyarakat dilaksanakan
dalam bentuk bimbingan dan tindakan terprogram sesuai dengan rancangan tindakan yang dibuat. Metode kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu obesrvasi dan kolaborasi Tim dengan penghuni rumah lanting. Kegiatan berlangsung secara keseluruhan pada tanggal 8–10 Mei 2006 dengan tenaga kerja berjumlah 15 orang terdiri dari mahasiswa dan seorang tenaga ahli. Hasil kegiatan telah terselesaikannya renovasi 2 buah rumah lanting yang ramah lingkungan dengan mengutamakan aspek-aspek keindahan, keserasian, kebersihan lingkungan, dan tidak mengganggu kelancaran transportasi. Atas dasar hasil yang diperoleh, dan dengan mempertimbangkan respon masyarakat sebagai pemilik rumah lanting, maka rumah lanting perlu dipertahankan guna mengurangi laju abrasi sungai, karena rumah jenis ini merupakan bagian dari lingkungan pemukiman di perkotaan
yang juga dapat diciptakan sesuai dengan kaidah-kaidah rumah sehat dan indah.
Kata kunci: rumah lanting, ramah lingkungan |
|