dc.creator |
Muhammad, Zaini |
|
dc.date |
2010-06 |
|
dc.date.accessioned |
2020-06-15T03:55:43Z |
|
dc.date.available |
2020-06-15T03:55:43Z |
|
dc.identifier |
http://eprints.ulm.ac.id/449/1/img068.jpg |
|
dc.identifier |
http://eprints.ulm.ac.id/449/2/img069.jpg |
|
dc.identifier |
http://eprints.ulm.ac.id/449/3/img070.jpg |
|
dc.identifier |
http://eprints.ulm.ac.id/449/4/1.%20Art.%20MIPA%20_rtf.pdf |
|
dc.identifier |
http://eprints.ulm.ac.id/449/22/449.pdf |
|
dc.identifier |
Muhammad, Zaini (2010) Model Perangkat Pembelajaran Sains dan Matematika Melalui Model Pembelajaran Sekolah Hijau (For The Greening Schools) di Sekolah Dasar. Landasan - Jurnal Ilmiah Kependidikan & Kemasyarakatan, 5 (1). ISSN 1907-431X |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/8662 |
|
dc.description |
Penelitian ini bertujuan 1)membuat perangkat pembelajaran berdasarkan model pembelajaran sekolah hijau yang akan dikembangkan pada bidang sains maupun matematika. 2)melakukan ujicoba perangkat pembelajaran berdasarkan model
pembelajaran sekolah hijau. Subyek penelitian dalam membuat
perangkat pembelajaran adalah guru SD kelas V bidang sains dan matematika. Subyek penelitian dalam ujicoba produk adalah siswa SD kelas V. Penelitian dilaksanakan bulan Juni-Desember 2009 bertempat di lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Data hasil pembuatan perangkat pembelajaran dikumpulkan dari workshop. Data ujicoba perangkat pembelajaran dikumpulkan dari hasil kegiatan pembelajaran.
Analisis data dilakukan secara deskriptif.
Hasil penelitian disimpulkan 1)Penelitian ini telah menghasilkan perangkat pembelajaran berdasarkan model pembelajaran sekolah hijau dalam bidang sains dan matematika
sekolah dasar. Perangkat pembelajaran dalam bidang sains
mengangkat topik ekosistem, sedangkan perangkat pembelajaran dalam bidang matematika mengangkat topik operasi bilangan bulat.
2)Hasil ujicoba perangkat pembelajaran sebagai berikut: a)Guru masih dominan dalam mengelola pembelajaran, baik sains maupun matematika. Aktivitas guru yang paling menonjol dalam pembelajaran sains adalah membimbing siswa melakukan pengamatan, sedangkan pada pembelajaran matematika semua aktivitas guru justru meningkat kecuali membimbing siswa memahami LKS. b)Siswa belum menunjukkan keaktivan dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran sains hanya 3 parameter yang memperlihatkan keaktifannya dari 9 parameter pengamatan.
Ketiga parameter ini adalah 1) memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain, 2) melakukan pengamatan, dan 3) menulis hal-hal yangrelevan dengan KBM. Pada pembelajaran matematika hanya 2 parameter yang menunjukkan keaktivan yakni dari 9 parameter pengamatan. Kedua parameter ini adalah 1)memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2) berdiskusi antara siswa atau siswa dengan guru. c)Hasil belajar termasuk kategori kurang baik pada bidang sains dan termasuk kategori sedang pada bidang matematika. Pada pembelajaran sains, rata-rata skor pre test pada pembelajaran 1 diperoleh 40,9 (kategori kurang baik) dan rata-rata skor post test diperoleh 47 (kategori kurang baik). Pada pembelajaran matematika, rata-rata skor pre test pada pembelajaran 1 diperoleh 46,89 (kategori kurang baik) dan rata-rata skor post test diperoleh 58,6 (kategori sedang). d)Proses belajar termasuk kategori sedang. Skor rata-rata proses belajar sains pada pembelajaran 1 diperoleh 60,13, rata-rata pada pembelajaran 2 diperoleh 70,11. Skor rata-rata proses belajar matematika pada pembelajaran 1 diperoleh 73,00, rata-rata pada pembelajaran 2 diperoleh 79.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan 1) Kelancaran dan
keberhasilan pembelajaran IPA SD yang berorientasi pada model pembelajaran sekolah hijau dalam bidang sains dan matematika terletak pada kesiapan guru itu sendiri. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan diri secara matang dan teliti. Selain itu guru hendaknya menambah wawasan mengenai beberapa teori belajar yang dapat mendukung pelaksanan pembelajaran berdasarkan masalah. 2) Pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran sekolah hijau menekankan pada keaktivan siswa, salah satunya dalam hal penyelidikan. Agar kegiatan penyelidikan berhasil dengan baik sedapat mungkin guru menganjurkan kepada siswa untuk mempelajari dengan seksama LKS masing-masing dan sekaligus mempersiapkan alat dan bahan yang mereka perlukan saat pelaksanaan pembelajaran. 3)Produk hasil pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan model sekolah hijau baru
diujicobakan sebanyak dua kali pada kelas yang terbatas. Oleh karena itu produk pengembangan ini masih perlu diujicobakan pada skala yang lebih luas lagi. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan apakah produk hasil pengembangan ini telah betul-betul sudah efektif.
Selain itu pelaksanaan ujicoba pada skala yang lebih luas juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menggali di
mana letak kelebihan dan kelemahan dari produk tersebut secara mendalam. 4)Produk ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut karena berdasarkan hasil ujicoba belum memuaskan terutama hasil belajar, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Ketidakberhasilan ini disebabkan banyak kelemahan-kelemahan seperti konstruksi soal yang belum dipahami siswa dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Selain itu model pembelajaran sekolah
hijau diperlukan waktu yang relatif banyak terutama untuk kegiatan penyelidikan dan diskusi, sehingga masih perlu dikembangkan lagi agar penerapannya dapat diterapkan sesuai situasi dan kondisi lingkungan yang ada saat pembelajaran berlangsung.
Kata Kunci: bahan ajar matematika dan sains, model pembelajaran sekolah hijau, pendekatan lingkungan. |
|
dc.format |
image |
|
dc.format |
image |
|
dc.format |
image |
|
dc.format |
text |
|
dc.format |
text |
|
dc.publisher |
Pengurus Cabang PGRI Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru |
|
dc.relation |
http://eprints.ulm.ac.id/449/ |
|
dc.subject |
L Education (General) |
|
dc.title |
Model Perangkat Pembelajaran Sains dan Matematika Melalui Model Pembelajaran Sekolah Hijau (For The Greening Schools) di Sekolah Dasar |
|
dc.type |
Article |
|
dc.type |
PeerReviewed |
|