dc.contributor |
Syahradjad, Fran |
|
dc.creator |
junius, akbar |
|
dc.date |
2017-10 |
|
dc.date.accessioned |
2020-06-15T03:55:37Z |
|
dc.date.available |
2020-06-15T03:55:37Z |
|
dc.identifier |
http://eprints.ulm.ac.id/2411/1/Buku%20Potensi%2C%20Peluang%2C%20dan%20Tantangan%20Pengembangan%20Perikanan%20Rawa%20di%20Kalimantan%20Selatan.pdf |
|
dc.identifier |
junius, akbar (2017) POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERIKANAN RAWA DI KALIMANTAN SELATAN. Lambung Mangkurat University Press, Banjarmasin. ISBN 978-602-6483-03-4 |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/8577 |
|
dc.description |
Sejak dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, sektor perikanan bukan lagi menjadi subsektor dalam bidang pertanian melainkan sudah menjadi sektor tersendiri, yaitu sektor perikanan. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan pembangunan Indonesia. Dari sektor perikanan, selain untuk memenuhi kecukupan protein hewani masyarakat dalam negeri juga dapat menghasilkan devisa negara dari ekspor hasil perikanan ke luar negeri. Permintaan komoditas perikanan baik untuk dalam negeri maupun ekspor semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. Peningkatan tersebut erat kaitannya dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan kualitas hidup dari rakyat Indonesia dan dunia. Kalimantan Selatan dengan luas 37.530,52 km2 mempunyai potensi sumber daya perikanan yang cukup besar. Di Kalimantan Selatan perikanan rawa (ikan hitaman dan ikan putihan) memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari potensi keanekaragaman jenis, potensi biologi, dan potensi lahan cukup besar. Pengembangan perikanan rawa di Kalimantan Selatan mempunyai peluang yang sangat besar dilihat dari perubahan atau pergeseran pola konsumsi masyarakat Kalimantan Selatan dari “red meat” (daging sapi, kambing, dan lain-lain) ke “white meat” (ayam, ikan, seafood). Peningkatan tersebut erat kaitannya dengan semakin banyaknya masyarakat memahami pentingnya makan ikan dan kandungan gizi yang terkandung didalamnya. Selain itu, masyarakat Kalimantan Selatan suka makan ikan baik berupa ikan segar (konsumsi) lauk pauk sehari-hari maupun dalam bentuk awetan seperti ikan asin. Perikanan rawa juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran berbagai makanan tradisional khas Kalimantan Selatan (suku Banjar) seperti amplang, kerupuk, dll. Perikanan rawa sebagai sumber plasma nutfah alami mulai menunjukkan gejala penurunan, bahkan lebih dari itu dikhawatirkan beberapa jenis ikan terancam punah. Banyak cara untuk mencegah kepunahan perikanan melalui (1) pengaturan penangkapan, (2) pendirian suaka perikanan, (3) pemacuan stok, dan (4) pengembangan budi daya menjadi alternatif tindakan pelestarian ikan-ikan rawa. |
|
dc.format |
text |
|
dc.publisher |
Lambung Mangkurat University Press |
|
dc.relation |
http://eprints.ulm.ac.id/2411/ |
|
dc.subject |
SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
|
dc.title |
POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERIKANAN RAWA
DI KALIMANTAN SELATAN |
|
dc.type |
Book |
|
dc.type |
PeerReviewed |
|