Repo Dosen ULM

Pancasila, Multikulturalisme, dan Tantangan Inklusi Sosial

Show simple item record

dc.creator BUANA, MIRZA SATRIA
dc.date.accessioned 2020-06-15T03:55:30Z
dc.date.available 2020-06-15T03:55:30Z
dc.identifier http://eprints.ulm.ac.id/2186/1/Buku-Pancasila-2017-Mirza%20S%20Buana-min.pdf
dc.identifier BUANA, MIRZA SATRIA Pancasila, Multikulturalisme, dan Tantangan Inklusi Sosial. Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Lambung Mangkurat.
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/8460
dc.description Pancasila sebagai alas nilai filosofis bangsa terus diuji dalam zamannya. Pada masa awal kemerdekaan, Pancasila juga diuji oleh diskursus dan pergerakan akar rumput yang menolak dan yang bertujuan untuk melencengkan nilai-nilai luhurnya. Ideologi komunis (kiri) mencoba membawa diskursus kenegaraan dalam tataran pertentangan kelas antara kubu kapitalis vis-à-vis proletarian, yang merupakan pemikiran khas Marxis. Golongan ‘Islam politik’ mengarahkan visi mereka untuk menjadikan Islam sebagai ideologi tunggal negara. Masih berbekas kuat dalam ingatan kolektif bangsa, bagaimana para pemimpin negara melencengkan Pancasila sesuai dengan tamsil kepentingan mereka sendiri: Soekarno dengan Demokrasi Terpimpin, dan Soeharto dengan Ekonomi Pancasila dan banyak lagi program kerja Orde Baru yang semata ditambah kata ‘Pancasila’ setelahnya, namun sayangnya abai akan demokrasi. Fenomena politik diatas menjadi bukti bahwa Pancasila sangatlah rawan terhadap re-interpretasi penguasa. Tulisan ini mencoba untuk mencari titik temu antara Pancasila dengan multikulturalisme, dan sembari mencari format realistis untuk inklusi sosial dengan melakukan studi perbandingan dengan negara-negara multikultural lainnya. Pengalaman negara tetangga; Malaysia dan Singapura penting sebagai pengingat bahwa merawat keberagaman memerlukan ikhtiar yang nyata dan menyeluruh; tidak hanya sekedar terlihat elok dalam tataran teoritis-konseptual, namun juga harus mampu menjawab tantangan-tantangan teknis di lapangan. Malaysia telah mengajarkan kepada kita akan pentingnya pemerintahan yang aktif dan berani turun tangan dalam mengelola ketimpangan sosial di masyarakat dengan program affirmative action. Singapura mengajarkan kepada kita tentang tata kelola dan administrasi kewarganegaraan yang efektif dan berintegritas. Contoh-contoh positif dari kedua negara tersebut, sejatinya telah terparti dalam sila-sila Pancasila sebagai falsafah negara. Kata Kunci: Pancasila, Inklusi Sosial dan Multikulturalisme
dc.format text
dc.publisher Universitas Lambung Mangkurat
dc.relation http://chrm2.unej.ac.id/
dc.relation http://eprints.ulm.ac.id/2186/
dc.subject AI Indexes (General)
dc.title Pancasila, Multikulturalisme, dan Tantangan Inklusi Sosial
dc.type Book
dc.type NonPeerReviewed


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Buku [1355]
    Repositori untuk bidang buku

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account