dc.description |
Usaha pembenihan merupakan alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan benih. Meskipun demikian, kelangsungan usaha ini dibatasi oleh tingkat kelangsungan hidup larva ikan betok yang sangat rendah, diantaranya karena belum diketahuinya ekologi larva ikan betok. Sehingga diperlukan kajian yang lebih intensif untuk menemukan karakteristik ekologis larva ikan betok di habitatnya dimana ia hidup. Penelitian
dilaksanakan pada Nopember-Desember 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dan menganalisis paramater kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi pada habitat larva ikan betok (Anabas testudineus Bloch) di perairan Rawa Monoton Danau Bangkau Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan melalui metode deskriptif analisis berdasarkan hasil pengamatan dan tabulasi data. Interpretasi hasil tabulasi tersebut dituangkan ke dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter suhu (27-29 °C) dan pH (6,35-6,45) berada pada kisaran optimum, akan tetapi parameter kecerahan (31-33 cm), kekeruhan (9,12-9,20 NTU),karbondioksida (10,45-11,55 mg/L), dan N-NH3 (0,3-0,4 mg/L) lebih besar dari kisaran optimum. Oksigen terlarut (1,5-1,8 mg/L) lebih kecil dari kisaran optimum untuk kehidupan organisme akuatik.
Terdapat 12 jenis plankton dominan yaitu Chlorella sp., Coconeis sp., Mougeotia sp., Chlorococcum sp., Spirogyra sp., Binuclera sp., Pediastrum sp., Nitzschia sp. ,Navicula sp., Diatoma sp., Brachionus sp., dan Keratella sp. Dilihat dari kelimpahan plankton, kesuburan perairan dari
setiap umur larva mempunyai tingkatan yang sama yaitu kesuburan sedang dimana nilai kelimpahan plankton 0,1 – 40 x 106 sel/m3. Untuk indeks keanekaragaman plankton pada semua umur larva ikan betok dapat dimasukkan dalam kategori 1,67-2,33 yaitu keadaan struktur komunitas stabil (perairan
sedang). |
|