dc.description |
Berdasarkan ketebalan lapisan gambutnya, lahan gambut terbagi dalam tiga kategori, yaitu : a) gambut dangkal dengan ketebalan lapisan gambut 50-100 cm, b) gambut tengahan dengan ketebalan lapisan gambut 101-200 cm dan c) gambut dalam dengan ketebalan lapisan gambut > 2 m (Widjaya Adhi et al., 1992 ). Lahan gambut yang dangkal memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, khususnya untuk tanaman sayuran (Kristijono, 2003). Kendala yang dihadapi dalam budidaya sayuran di lahan gambut dangkal adalah : kandungan Fe dan Al tertukar tinggi, pH tanah mencapai 3.1, kandungan K, Ca dan Mg sangat rendah (Hilman et al., 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan dan pola agroforestri lahan gambut. Metode penelitian adalah metode survei langsung dilapangan dengan pengambilan sampel tanah dengan mempergunakan ring sampel dan ditentukan secara purposive. Sampel tanah yang telah diambil kemudian dianalisis dalam laboratorium tanah. Untuk mengukur sifat kimia tanah dengan menggunakan metode Walkley dan Black. Sifat fisika tanah dianalisis berdasarkan Method of soil Analisis Part 1. Physical and Mineralogical Methods. Untuk mengukur total nitrogen dengan menggunakan metode Kjehdahl, sedangkan untuk menganalisis Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan Methods of Soil Part 2: Chemical and Microbiological Properties. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, untuk tanaman jagung,sawi,cabai dan bawang prei ternyata persyaratan temperatur, tekstur, KTK, C, ESP, bahaya erosi, lereng dan batuan dipermukaan masuk dalam golongan sangat sesuai, sedangkan curah hujan, drainase, KB, masuk dalam golongan cukup sesuai dan kedalam gambut, dan pH masuk kategori S3 (sesuai marginal). Kesimpulan hasil analisis kesesuaian lahan maka lahan gambut untuk budidaya tanaman jelutung masuk kategori sesuai (S1) dan untuk tanaman semusim masuk dalam kategori cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas. Pola agroforestri empat kombinasi tanaman yang terbaik adalah jelutung,jagung,sawi dan bawang peri.
Keberadaan tanaman di lahan gambut karena adanya keseimbangan alami dimana ada daya dukung dan kesesuaian jenis tanaman, yang disebabkan adanya penambahan input berupa bahan anorganik. Namun konsekuensinya bahwa adanya penambahan input akan mempercepat proses dekomposisi sehingga menyebabkan terbentuknya asam-asam organik seperti CO2, NH4 dan menyebabkan terjadinya subsiden. |
|