dc.description |
Pendugaan erosi tanah merupakan prediksi jumlah massa
tanah yang terkikis dari permukaan tanah/lahan. Pendugaan erosi
ini penting dilakukan dalam kegiatan pemantauan lingkungan
untuk mengukur efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang
dilakukan oleh kegiatan penambangan batubara PT Borneo
Indobara. Buku pendugaan erosi pada berbagai titik pantau ini
merupakan bentuk kerjasama perusahaan PT Borneo Indobara
dengan Universitas Lambung Mangkurat yang berkedudukan di
Provinsi Kalimantan Selatan.
Buku ini merupakan hasil studi lapangan dan analisis
laboratorium serta analisis perhitungan dengan pendekatan
pendugaan erosi menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss
Equation). Metode ini merupakan metode prediksi erosi dengan
model parametrik berdasarkan hubungan antara faktor penentu
erosi dengan besarnya erosi. Pengamatan dilakukan pada
beberapa titik pantau yang mewakili tipe penggunakan lahan, yaitu
hutan alam konservasi (AK), hutan alam Pit Batulaki (HA), Hutan
akasia (HA), perkebunan kelapa sawit (SW), hutan alam Pit Pasopati
(HA PS), area reklamasi sengon (AR1), area reklamasi jabon (AR 2),
area reklamasi sawit (ARS) dan tanaman reklamasi 1 tahun (ARTh
1). Kegiatan pemantauan pendugaan erosi secara rutin akan dapat
memberikan evaluasi terhadap efektifitas kegiatan pengelolaan
lingkungan PT Borneo Indobara, sehingga dapat secara cepat
dilakukan tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan.
Pencegahan dapat menggunakan parameter faktor penyebab erosi
yang memungkinkan untuk dilakukan rekayasa, terutama dari
factor erodibilitas tanah dan kelerengan pada area reklamasi,
faktor tumbuhan dan faktor konservasi tanah. Pendugaan erosi pada berbagai titik pantau di area PT Borneo
Indobara menunjukkan bahwa Besarnya erosi yang terjadi
pada area PT Borneo Indobara berkisar antara 42,55
ton/ha/th sampai dengan 873,94 ton/ha/tahun. Pada area
hutan alam, hutan tanaman akasia, hutan konservasi dan
kebun sawit memiliki rata-rata tingkat erosi dibawah 60
ton/ha/th sedangkan rata-rata erosi paling tinggi pada
penutupan lahan area reklamasi 1 tahun sebesar 841,88873,94
ton/ha/th. Area reklamasi umur 1 tahun memiliki
prediksi pendugaan erosi tertinggi mencapai 841,88-873,94
ton/ha/tahun, hal ini disebabkan oleh besarnya estimasi
faktor K dan faktor C.
Perlu diperhatikan pada hutan alam, walaupun tingkat
prediksi erosi masih ringan, namun demikian kerentanan
terhadap illegal logging akan cepat sekali mengubah
besarnya erosi tanah pada lahan, sehingga perlu peningkatan engamanan, selain itu pembukaan lahan pada hutan untuk
kegiatan penambangan diikuti kegiatan pembuatan terasteras
dan sedimenpond untuk mengalirkan erosi ke pit
ataupun ke sedimenpond sebelum mengalir ke outlet. Berdasarkan data nilai tingkat bahaya erosi (TBE) diperoleh hasil klasifikasi tingkat bahaya erosi yang bervariasi mulai dari kelas ringan (I-R), sedang (II S), berat (III B) dan sangat berat
(IV-SB). Klasifikasi tingkat bahaya erosi dengan kelas IV-SB
(sangat berat) terdapat pada area reklamasi satu tahun, hal
ini perlu penataan tanaman penutup tanah, penanaman
tanaman penguat tebing terutama pada jenjang/teras dan
pada saluran draenase. Upayakan air jangan sampai tertahan
pada teras/jenjang karena akan dapat membuat tanah pada
teras menjadi jenuh sehingga rawan terjadi pergerakan tanah
(longsor). Area reklamasi dengan tanaman sengon dan jabon tingkat
tingkat bahaya erosi mencapai III-B (berat), artinya bahwa
solum tanah termasuk dangkal oleh karena itu tumbuhan
bawah terus dipertahankan dan pohon perlu perawatan dan
pengayaan lagi agar hujan yang jatuh mampu dikonversi oleh
tanaman baik disimpang di dalam tajuk maupun seresah
tanaman. |
en_US |