Kolaborasi Volunteer dengan Orang Tua dalam Pendampingan Pembelajaran Daring bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Universitas Lambung Mangkurat

Abstract

Salah satu layanan yang diberikan oleh Unit Layanan Disabilitas Pusat Pengembangan Pendidikan Inklusif (ULD-P3I) Universitas Lambung Mangkurat ialah aktivitas pendampingan yang dilakukan oleh volunteer. Namun sejak pembelajaran dalam jaringan (daring), membuat orang tua juga berperan sebagai pendamping di rumah. Dibutuhkan kolaborasi antara volunteer dengan orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring agar tercapainya keberhasilan untuk memberikan layanan yang tepat bagi mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kolaborasi volunteer dengan orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring bagi MBK di Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data berjumlah 8 orang, 4 orang volunteer dan 4 orang tua MBK. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan. Triangulasi sumber dari hasil wawancara dan dokumentasi menjadi teknik keabsahan data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2 orang volunteer dan 2 orang tua MBK melakukan kolaborasi dalam pendampingan yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah pembelajaran daring. Kolaborasi sebelum pembelajaran daring dilakukan dengan membuat kesepakatan untuk menentukan batasan dan bentuk keterlibatan dalam pendampingan sebelum pembelajaran daring dan saling terlibat dalam mengingatkan presensi serta jadwal kuliah. Kolaborasi saat pembelajaran daring dengan saling berbagi peran dan memilih gagasan yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh MBK saat sedang mengikuti perkuliahan. Kolaborasi sesudah pembelajaran daring dilakukan dengan mendiskusikan tugas dan permasalahan hasil belajar MBK. Terdapat kendala dalam melakukan kolaborasi yaitu perbedaan pemikiran dan kurangnya komunikasi yang disebabkan karena kesulitan menentukan waktu diskusi. Sebagian besar kendala orang tua adalah perasaan tidak nyaman jika sering menghubungi volunteer. Kendala lainnya yaitu volunteer berasal dari angkatan serta kelas yang sama, sehingga terbatas informasi dan pengalaman volunteer.