dc.contributor.author |
Amal, Nilna |
|
dc.contributor.author |
Amal, Nilna |
|
dc.date.accessioned |
2024-06-18T10:24:40Z |
|
dc.date.available |
2024-06-18T10:24:40Z |
|
dc.date.issued |
2023-07-16 |
|
dc.identifier.citation |
Amal, N. et al. (2023). Hubungan Evapotranspirasi, Hujan dan Elevasi Muka Air Tanah pada Lahan Gambut Tropis sebagai Awal Penentuan Kondisi Lahan Basah. Jurnal Ilmu Lingkungan. 21(4): 830-838. |
en_US |
dc.identifier.issn |
1829-8907 |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/34542 |
|
dc.description |
Ini adalah bukti korespondensi dengan Pengelola Jurnal Ilmu Lingkungan yang terindeks Sinta 2 |
en_US |
dc.description.abstract |
Hubungan antar parameter di lahan basah terutama lahan gambut menarik untuk dikaji dan menjadi bagian dari analisis. Analisis parameter ini diharapkan dapat menunjukkan keadaan lahan gambut tersebut atau keadaan lahan basah secara umum. Elevasi muka air tanah (water table elevation/WTE) diukur secara harian sehingga untuk membandingkannya dengan evapotranspirasi dan hujan diperlukan juga nilai harian kedua parameter tersebut. Penelitian dilakukan selama bulan Juni, Juli dan Agustus tahun 2022 di lahan gambut dangkal yang terletak di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Evapotranspirasi pada penelitian ini dihitung dengan metode Hargreaves dan Hargreaves Modifikasi yang menyajikan hitungan evapotranspirasi harian yang hanya bergantung terhadap nilai temperatur maksimum dan minimum suatu daerah, nilai radiasi luar angkasa yang besarannya tergantung pada letaknya di permukaan bumi dan bulan evapotranspirasi hitungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai evapotranspirasi harian secara umum paling besar terjadi pada bulan Agustus yang sesuai dengan penelitian sebelumnya namun besarannya yang berbeda. Nilai evapotranpirasi harian pada penelitian ini berkisar 0,5 mm hingga 1,8 mm sementara sebelumnya nilainya lebih besar. Nilai-nilai WTE menunjukkan hubungan yang kuat dengan hujan di mana terjadinya hujan menaikkan nilai WTE dan sebaliknya ketiadaan hujan menyebabkan nilai WTE secara konsisten terus turun. Secara umum keadaan lahan gambut pada daerah penelitian apabila didasarkan pada keadaan air tanahnya masih terlihat cukup baik dengan keadaan respon yang cepat terhadap hujan. Hubungan evapotranspirasi dengan hujan dan muka air tanah tidak dapat dilihat secara jelas pada penelitian ini disebabkan perubahan hujan dan WTE tidak secara langsung menunjukkan perubahan nilai evapotranspirasi sehingga penelitian lebih panjang mencakup bulan-bulan lain dan lebih dalam mencakup parameter dan metode lain diperlukan untuk penarikan kesimpulan yang lebih akurat. |
en_US |
dc.description.sponsorship |
LPPM ULM |
en_US |
dc.publisher |
Jurnal Ilmu Lingkungan Pascasarjana UNDIP |
en_US |
dc.subject |
Evapotranspirasi, gambut, analisis parameter, hujan, muka air tanah WTE |
en_US |
dc.title |
Korespondensi Jurnal Ilmu Lingkungan_Sinta 2 |
en_US |
dc.title.alternative |
Hubungan Evapotranspirasi, Hujan dan Elevasi Muka Air Tanah pada Lahan Gambut Tropis sebagai Awal Penentuan Kondisi Lahan Basah |
en_US |
dc.type |
Other |
en_US |