dc.contributor.author |
Handy, Muhammad Rezky Noor |
|
dc.contributor.author |
Putra, Muhammad Adhitya Hidayat |
|
dc.date.accessioned |
2024-04-05T06:55:36Z |
|
dc.date.available |
2024-04-05T06:55:36Z |
|
dc.date.issued |
2023-06-14 |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/33574 |
|
dc.description |
Kalimantan Selatan sebagai salah satu dari provinsi di Indonesia yang memiliki daerah aliran sungai yang unik mulai dari lingkungan alamnya, lalu kehidupan masyarakat sungainya hingga sejarah dari masyarakat Banjar yang bermulai dari bantaran sungai Kuin di Kota Banjarmasin. Kehidupan masyarakat sungai yang ada di Kalimantan Selatan sangatlah beragam baik dari berbagai sisi baik terlihat dalam social, ekonomi, budaya, sejarah, dan lainnya. Dalam hal ini juga menunjukkan bahwa sungai tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi, tetapi juga berfungsi untuk kegiatan ekonomi, interaksi, dan sosialisasi, sungai di Banjarmasin dan sekitarnya juga banyak menjadi destinasi wisata salah satunya adalah wilayah Pulau Kembang yang terletak di daerah aliran sungai Barito, yang dimana pulau ini memiliki keunikan sendiri sebagai tempat wisata sungai yang menarik perhatian yang dimana pada pulau tersebut terdapat satwa endemic warik (monyet) berekekor panjang. Pulau Kembang menjadi salah satu daya tarik destinasi wisata yang terletak di sebelah barat Kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan kualitatif dan penelitian kualitatif ini menggunakan analisis deskriptif dan pendekatan historis untuk sejarah mengenai Pulau Kambang dan aspek mitos yang berkembang di masyarakat dan dengan pendekatan studi kasus pada Pariwisata. 1) Pulau Kembang sendiri dari banyak penutur cerita-cerita masyarakat baik seperti salah satu cerita dahulu, Pulau Kembang berasal dari Kapal Inggris yang dihancurkan oleh orang Biaju pada tahun 1750-an atas perintah Sultan Banjar dan kemudian puing bekas kehancuran kapal tersebut ditumbuhi pepohonan dan berevolusi menjadi sebuah pulau yang didiami oleh sekelompok kera; 2) Berdasarkan cerita masyarakat dan mitos yang berkembang inilah menjadi menarik untuk dikembangkan tidak hanya dari sudut pandang masyarakat tetapi juga dengan pendekatan sejarah. Jadi mengenai keberadaan awal adanya habitat warik tersebut ada dua cerita yang masyarakat yaitu yang pertama dari Warik yang diantar oleh Pasukan Kerajaan Banjar dan Kutukan yang dipercaya oleh masyarakat Banjar dari Orang-Orang Eropa (Belanda atau Inggris) yang dikutuk oleh Datu Pujung menjadi Warik, sehingga pembentukan kepercayaan masyarakat Banjar khususnya yang bertempat tinggal di wilayah bantaran sungai itu sendiri berdasarkan kajian-kajian ataupun cerita-cerita mitos yang turun temurun disampaikan pada setiap generasi sendiri memiliki makna yang sangat mendalam terutama dalam kajian kebudayaan itu sendiri oleh para peneliti menjadi menarik sekali terutama dalam sudut pandang antropologi dan budaya pada masyarakat Banjar. 3) Pariwisata Sungai pada Kawasan Pulau Kambang masih belum terekspos dengan baik dan belum mendukung perkembangan perekonomian pada masyarakat sekitarnya terutama dari zaman pandemic covid-19 hingga saat ini, sehingga harapan dari masyarakat ada sokongan dari pemerintah dalam mengembangkan Kawasan sekitar Pulau Kambang salah satunya yaitu Kawasan Desa Tinggiran II yang letaknya diseberang Pulau Kambang. |
en_US |
dc.language.iso |
other |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Pendidikan IPS FKIP ULM |
en_US |
dc.subject |
Research Subject Categories::SOCIAL SCIENCES |
en_US |
dc.title |
Pulau Kembang Dalam Perspektif Kajian Sejarah, Mitos dan Pariwisata Sungai |
en_US |
dc.title.alternative |
Pulau Kembang Dalam Perspektif Kajian Sejarah, Mitos dan Pariwisata Sungai |
en_US |
dc.type |
Article |
en_US |