dc.description |
Latar kisah pada buku ini berlokasi di Yogyakarta. Di tempat ini, aktivitas madam yang urang Banjar lakukan tidak hanya memisahkan mereka dengan komunitas di daerah asal namun juga mempertemukan dengan komunitas baru di daerah tempatan. Oleh urang Banjar di Yogyakarta, keterpisahan itu kemudian mereka sikapi dengan cara melakukan hubungan kembali dengan daerah asal melalui menghadirkan kebanjaran yang mirip dengan yang ada di Banua Banjar. Sementara pertemuan dengan masyarakat lokal mereka tampilkan dengan cara melakukan interaksi dan hubungan sosial dengan orang Jawa, bahkan membuat mereka tampak seperti orang Jawa. Bagi urang Banjar sendiri, walaupun mereka sering dianggap sebagai orang Jawa, hal tersebut tidak lantas menghilangkan Banjar dalam diri mereka. Kehidupan di antara Banjar dan Jawa inilah yang membawa mereka pada dialog dalam memahami kehidupan baru atau yang mereka sebut sebagai kehidupan Jarwa.
Kehadiran Jarwa di Yogyakarta awalnya lahir melalui konsep seorang anak berdasarkan tanah kelahiran di Jawa atau keturunan dari pasangan Banjar-Jawa. Namun nyatanya, selain itu, ada empat hal lain yang juga turut menopang kehadiran Jarwa tersebut. Pertama, kehidupan urang Banjar memang sudah berada dalam pengaruh antara Banjar dan Jawa. Kedua, ada muncul istilah Banjar asli dan Banjar keturunan sehingga menghadirkan pengetahuan dan pengalaman atas Banjar yang tampak tidak seimbang. Ketiga, Jarwa digambarkan sebagai kehidupan generasi tengah-tengah yang merasa kehilangan sekaligus memiliki tanggung jawab terhadap keberlangsungan Banjar. Keempat, terdapat pandangan primordial dalam memahami kehidupan urang Banjar yang menetap di Jawa.
Dari kisah urang Banjar di Yogyakarta ini bisa dipahami bagaimana madam telah membawa urang Banjar pada dinamika baru setelah mereka menetap di daerah tujuan. Dengan hadirnya Jarwa, kehidupan komunitas urang Banjar di masa sekarang menampilkan identitas yang dinamis dan terus berubah mengikuti peralihan ruang dan waktu, terkhusus bagi mereka yang sudah menetap di Tanah Jawa. |
en_US |