dc.description.abstract |
Diceritakan, penduduk suatu kota sepakat menggelar
sebuah pesta untuk persaudaran dan kebersamaan
mereka. Karena pesta itu sifatnya dari dan untuk
mereka, sehingga dilakukan dengan cara gotong royong,
dimana para tamu yang datang membawa makanan dan
minuman sendiri.
Dalam undangan, tertulis aturan “BYO” atau Bring Your
Own. Para tamu berdatangan. Masing-masing membawa
makanan dan minuman untuk dinikma bersama.
Ditengah pesta, datang seseorang yang hanya
membawa segelas air puh biasa. Orang tersebut datang
dengan maksud hanya numpang bersenang-senang, tanpa
mengiku aturan dan enggan untuk menyumbang.
Orang-orang model seper tamu tersebut, diislahkan
dengan “free rider” atau penumpang gras atau penumpang
gelap. Dalam dunia polik, selalu saja ada orang-orang yang
menunggangi keadaan demi kepenngannya.
Free rider, dalam ekonomi mengacu pada seseorang
yang memperoleh keuntungan dari sumber, barang atau
layanan, tanpa membayar biaya dari keuntung. Islah Free
rider pertama kali digunakan dalam teori ekonomi barang
publik. Meskipun islah Free rider berasal dari teori ekonomi,
tetapi konsep yang sama juga dipakai dalam ilmu polik,
psikologi sosial dan disiplin ilmu lainnya. |
en_US |