Repo Dosen ULM

ANALISIS SEMIOTIKA LIRIK DINDANG MASYARAKAT BANJAR HULU

Show simple item record

dc.contributor.author NOORTYANI, RUSMA
dc.contributor.author ALFIANTI, DEWI
dc.date.accessioned 2023-06-13T09:19:33Z
dc.date.available 2023-06-13T09:19:33Z
dc.date.issued 2019-12
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/32736
dc.description.abstract Tujuan yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini untuk menemukan makna penanda dan petanda lirik dindang ditinjau dari semiotika. Secara rinci, penelitian ini berupaya menemukan makna penanda dan petanda lirik dindang masyarakat Banjar Hulu, mendeskripsikan pemaknaan realitas eksternal lirik dindang masyarakat Banjar Hulu, dan mendeskripsikan rekonstruksi sosial dalam lirik dindang masyarakat Banjar Hulu. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan ciri-ciri yang dikemukakan Bogdan dan Biklen (1998:27-30) yakni (1) menggunakan latar alami sebagai sumber data langsung dan peneliti sebagai instrumen utama, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih memperhatikan proses daripada hasil, (4) cenderung menganalisis data secara induktif, dan (5) makna merupakan perhatian utama. Metode tersebut sangat tepat digunakan dalam penelitian ini karena meneliti subjek dan dilakukan pada lirik dindang masyarakat Banjar Hulu. Lokasi penelitian yang dijadikan tempat penelitian terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Hasil penelitian berupa lirik dindang masyarakat Banjar Hulu dan dianalisis berdasarkan pertama, makna penanda dan petanda lirik dindang masyarakat Banjar Hulu. Penanda dalam lirik dindang ini adalah segala sesuatu yang mempunyai makna yang dapat berupa suara, body language, property ataupun setting. a) penanda berupa suara, meliputi bunyi alunan suara ibu saat menidurkan anaknya; b) penanda berupa body language, meliputi ibu sambil menengok kedepan dan kebelakang, mengayunkan anak; c) penanda berupa property, meliputi ibu berada di dalam rumah, di samping teras rumah; dan d) penanda berupa setting, meliputi tampilan ibu saat berada di di samping teras rumah, di dalam rumah. Kedua, pemaknaan realitas eksternal lirik dindang masyarakat Banjar Hulu realitas eksternal lirik dindang masyarakat Banjar Hulu sebagai berikut: a) pendendang lirik adalah orang tua, umumnya ibu kesimpulan ini didukung oleh tanda-tanda visual yang terlihat dari pakaian dan benda yang dipegang berupa ayunan; b) setting tempat pengambilan gambar tersebut menggambarkan suasana rumah yang hening karena menidurkan anak. Pemaknaan ini didukung oleh tidak adanya tanda-tanda kendaraan ataupun orang yang lalu lalang; c) pengambilan gambar dilakukan pada siang hari yang ditandai dengan adanya cahaya terang tidak ditimbulkan oleh efek lampu; dan d) pada saat mendendangkan lirik ini menggunakan beberapa efek suara yang menunjang ketertarikan anak karena suara ibunya. Ketiga, rekonstruksi sosial dalam lirik dindang masyarakat Banjar Hulu. Lirik dindang yang menggunakan bahasa Banjar menyiratkan makna secara denotatif, konotatif, dan mitos. Secara denotatif lirik dindang banyak menyampaikan kata-kata yang menyebut fenomena alam, kekuatan doa, binatang seperti burung pipit, kuda, kupu-kupu, dan menyebut nama-nama tempat seperti rumah, sarang, setinggi langit, turun ka sarang. Saran kepada para pembuat kebijakan bidang kebudayaan (Pemerintah Daerah) disarankan agar memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk merancang dan menentukan arah kebijakan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan media untuk melindungi, mempertahankan, mengembangkan, dan melestarikan keberadaan lirik dindang sebagai kekayaan budaya etnik Banjar. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.subject semiotika, lirik dindang, Banjar Hulu en_US
dc.title ANALISIS SEMIOTIKA LIRIK DINDANG MASYARAKAT BANJAR HULU en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account