dc.description |
Banjir merupakan kondisi debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai. Peningkatan populasi manusia dan perubahan penggunaan lahan mempengaruhi daya dukung DAS yang dapat dapat menurunkan kualitas dan kuantitas air. Iinteraksi komponen dalam ekosistem DAS ini dapat dinyatakan dalam bentuk keseimbangan input dan output dan ini mencirikan keadaan hidrologi ekosistem tersebut. Berdasarkan PP Nomor 37 tahun 2012 dinyatakan bahwa saat ini dan dimasa mendatang upaya rehabilitasi hutan dan lahan diarahkan/difokuskan pada DAS yang mengalami peningkatan degradasi hutan dan lahan sehingga dapat diharapkan dapat memulihkan daya dukungnya sebagai pengatur tata air (fungsi hidrologi), keseimbangan ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan UU No 37 tahun 2014 tentang konservasi tanah dan air, dinyatakan bahwa perlu adanya upaya konservasi tanah dan air untuk meningkatkan daya dukung DAS yang bertujuan mengoptimalkan Fungsi Tanah pada Lahan untuk mewujudkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara seimbang dan lestari. Penelitian ini bertujuan merumuskan model peningkatan daya dukung DAS Satui di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, melalui tahapan kajian : 1) Mengetahui karakteristik DAS Satui(dipertahankan atau dipulihkan); 2) Menentukan klasifikasi DAS Satui; 3) Menentukan arahan peningkatan klasifikasi DAS yang dapat meningkatkan daya dukung DAS untuk pengendalian banjir. Penentuan klasifikasi dan daya dukung DAS serta arahan model peningkatan daya dukung DASuntuk pengendalian banjir dilakukan melalui metode pendekatan secara spasial terhadap karakteristik DAS dengan memanfaatkan sistem informasi Geografis(SIG).
1. Lahan terdiri atas: 1) Lahan Kritis dalam DAS sebesar 38,15 %, termasuk kualifikasi pemulihan sangat tinggi; 2) penutupan vegetasi sebesar 40,29% termasuk pada kualifikasi pemulihan Seang; 3) Indeks Erosi dan nilai pengelolaan lahan termasuk klasifikasi pemulihan sedang sampai sangat tinggi. 2. Tata air terdiri atas: 1) koefisien Rejim Aliran (KRA) > 23,36 termasuk pada kualifikasi pemulihan sangat tinggi; 2) koefisien aliran sebesar 0,61 termasuk kriteria kualifikasi pemulihan sangat tinggi; 3) Muatan sedimen 15,5 ton/ha/tahun termasuk kriteria kualifikasi pemulihan tinggi; 4) banjir terjadi 1 kali setiap tahun termasuk kualifikasi pemulihan sangat tinggi; 5) indek Penggunaan air dengan nilai 1,28 m3/det tahun termasuk kualifikasi pemulihan sangat tinggi |
en_US |