Abstract:
Penelitian ini memanfaatkan limbah industri arang alaban di Desa Ranggang, Kab. Tanah Laut dan limbah abu batubara dari PLTU Asam-asam sebagai obyek penelitian. Beberapa hal yang menguntungkan dari penggunaan biobriket yaitu besarnya potensi biomassa di Indonesia yang merupakan sumber bahan baku, biaya investasi dan teknologi yang sederhana, merupakan sumber energi terbarukan/hijau, menimbulkan dampak negatif lingkungan baik tanah, air dan udara ysng relatif kecil, dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat maupun industri/unit usaha. Nilai ekonomis dari biobriket lebih banyak terletak pada faktor pengurangan biaya produksi. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis fisik sesuai SNI No. 1/6235/2000 dan analisis komposisi unsur sampel dengan SEM-EDX. Dari analisis diperoleh bahwa nilai kerapatan limbah arang alaban (0.38 gr/cm3), kadar air (1.53%), zat terbang (51.46%), kadar abu (0.36%), karbon terikat (46.65%), dan nilai kalor (6673.15 cal/gr). Dari uji SEM-EDX abu terbang menghasilkan unsur O 38.91 (Wt%) dan 57.77 (At%); Mg 05.18 (Wt%) dan 05.06 (At%); Al 20.01 (Wt%) dan 16.92 (At%); K 01.09 (Wt%) dan 01.09 (At%); Ca 08.75 (Wt%) dan 05.19 (At%); Ti 00.83 (Wt%) dan 00.41 (At%); dan Fe 18.10 (Wt%) dan 07.70 (At%). Abu dasar menghasilkan unsur O 39.30 (Wt%) dan 57.58 (At%); Mg 02.41 (Wt%) dan 02.32 (At%); Al 04.78 (Wt%) dan 04.15 (At%); Si 29.84 (Wt%) dan 24.90 (At%); K 00.48 (Wt%) dan 00.28 (At%); Ca 05.97 (Wt%) dan 03.49 (At%); Ti 00.55 (Wt%) dan 00.27 (At%); dan Fe 16.69 (Wt%) dan 07.01 (At%). Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain menjadi sumber informasi tentang karakteristik abu dasar dan abu terbang batubara serta limbah produksi arang alaban yang dianggap kurang bermanfaat, sehingga meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut; serta mendapatkan sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak bumi yang ramah lingkungan.