dc.description |
Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh nilai NPV 12%
sebesar Rp 96.600,081 > 0, nilai B/C 12% = 2,089 > 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
dari tingkat bunga berlaku. Dari hasil kelayakan usaha menunjukkan usaha budidaya ikan lele
dalam kolam terpal layak untuk diusahakan lebih lanjut. Hasil analisis sensitifitas terhadap
kenaikan harga input dalam hal ini pakan ikan meningkat 20%, diperoleh nilai NPV 12%
sebesar Rp 87.611,919 > 0, nilai B/C 12% = 1,86 > 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
dari tingkat bunga berlaku. |
en_US |
dc.description.abstract |
Abstrak
Salah satu kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya hayati pada sektor perikanan adalah
kegiatan budidaya ikan. Tetapi dengan keterbatasan lahan yang dimiliki dan untuk
memanfaatkan lahan pekarangan supaya bernilai produktif maka masyarakat Banjarbaru
banyak mengusahakan budidaya ikan lele di kolam terpal. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menganalisis layak atau tidaknya usaha budidaya ikan lele di kolam terpal; (2) menganalisis
pengaruh perubahan harga input terhadap usaha budidaya ikan lele di kolam terpal; (3)
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha budidaya ikan lele di kolam
terpal di Kotamadya Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Lokasi sampel ditentukan
secara sengaja (purposive), yakni Kotamadya Banjarbaru. Wawancara dilakukan terhadap
petani ikan yang aktif mengelola kegiatan usaha budidaya ikan lele di kolam terpal, yakni
sebanyak 200 petani ikan. Penetapan jumlah sampel dilakukan secara random mengingat
populasi yang homogen. Analisis data untuk menjawab tujuan pertama, yakni menganalisis
kelayakan investasi usaha budidaya ikan lele di kolam terpal , digunakan perhitungan pada
kriteria investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net BCR),
Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Untuk menjawab tujuan kedua dilakukan
pengujian terhadap hasil kelayakan usaha pada metode di atas dengan mempertimbangkan
adanya kenaikan harga pakan. Selanjutnya untuk menjawab tujuan ketiga, yakni mengetahui
permasalahan yang dihadapi pelaku usaha budidaya ikan lele di kolam terpal, digunakan
analisis deskriptif dengan cara mengkaji data-data primer/sekunder dan selanjutnya
memaparkannya secara tertulis. Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh nilai NPV 12%
sebesar Rp 96.600,081 > 0, nilai B/C 12% = 2,089 > 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
dari tingkat bunga berlaku. Dari hasil kelayakan usaha menunjukkan usaha budidaya ikan lele
dalam kolam terpal layak untuk diusahakan lebih lanjut. Hasil analisis sensitifitas terhadap
kenaikan harga input dalam hal ini pakan ikan meningkat 20%, diperoleh nilai NPV 12%
sebesar Rp 87.611,919 > 0, nilai B/C 12% = 1,86 > 1 dan nilai IRR = ~ (tidak terhingga) >
dari tingkat bunga berlaku. Dari hasil analisis sensitifitas menunjukkan walaupun ada
kenaikan pakan sebesar 20% usaha budidaya ikan dalam kolam terpal tetap layak untuk
diusahakan. Permasalahan yang ada pada petani ikan lele dalam kolam terpal adalah:
mahalnya harga pakan ikan, rendahnya harga jual ikan, terbatasnya modal usaha, sifat kanibal
dari ikan lele dan biaya pergantian terpal yang dilakukan setiap tahun. Struktur pasar ikan
lele adalah struktur pasar persaingan tidak sempurna (struktur pasar oligopoli). |
en_US |