Repo Dosen ULM

BUKU : KAJIAN TATA AIR UNTUK REVOLUSI HIJAU DI SUB DAS BANYU IRANG DAS MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Show simple item record

dc.contributor.author Badaruddin, Badaruddin
dc.date.accessioned 2023-05-15T02:09:24Z
dc.date.available 2023-05-15T02:09:24Z
dc.date.issued 2020-05
dc.identifier.citation badaruddin.hamdie@ulm.ac.id en_US
dc.identifier.isbn 978-623-7718-13-0
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/31041
dc.description Daerah Aliran Sungai (DAS) mempunyai peran yang sangat besar sebagai sistem perlindungan dan penyangga kehidupan, oleh karena itu keberadaannya perlu dikelola dengan baik, sehingga dapat berfungsi secara lestari. Pengelolaan DAS pada hakekatnya merupakan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berperan sebagai pengatur tata air terkait infiltrasi, erosi dan kekritisan lahan. Kometa dan Ebot (2012), masalah utama yang dihadapi dalam ekosistem DAS terkait peningkatan populasi manusia dan perubahan penggunaan lahan, yang dapat mempengaruhi tata air. Kajian ini diharapakan, agar diperoleh arahan yang mampu menimbulkan dampak positif terhadap tata air melalui revolusi hijau baik secara vegetatif maupun secara sipil teknis. Metode kajian dilakukan untuk mengetahui: 1) infiltrasi menggunakan infiltrometer untuk menentukan kapasitas (f) dan volume (v) infiltrasi; 2) erosi menggunakan USLE untuk menentukan jumlah erosi (A), Kelas Bahaya Erosi (KBE) dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE); 3) lahan kritis menggunakan SK Direktorat jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan No 041/Kpts/V/1998) No 167/V-2004 RLPS 22 September 2004 untuk menentukan tingkat kekritisan lahan. Kajian yang telah dilaksanakan pada tutupan lahan hutan sekunder, perkebunan, semak belukar dan alang-alang diperoleh hasil: 1) infiltrasi: a) Kapasitas infiltrasi pada tertinggi pada hutan sekunder 83,490 mm/jam dan terendah alang-alang 1,444 mm/jam; b) Volume infiltrasi tertinggi hutan sekunder 50,510 (mm3) dan terendah alang- alang 1,017 (mm3). 2) erosi: a) jumlah erosi tertinggi hutan sekunder 39,90 ton/ha/tahun dan terendah alang-alang 10,58 ton/ha/tahun; b) KBE dan TBE tertinggi alang-alang kelas empat dan sangat berat (IV- SB), terendah hutan sekunder KBE dan TBE kelas satu dan ringan (I-R). 3) klasifikasi kekritisan lahan: a) tertinggi sangat kritis terdapat pada alang-alang dan semak belukar; b) terendah potensial kritis terdapat pada hutan sekunder dan perkebunan. 4) arahan revolusi hijau: a) hutan tanaman; b) perkebunan dan terassering; c) agroforestry dan terassering en_US
dc.publisher CV IRDH en_US
dc.relation.ispartofseries Cetakan Pertama Mei 2020;
dc.subject DAS en_US
dc.subject tata air en_US
dc.subject infiltrasi en_US
dc.subject erosi en_US
dc.subject lahan kritis. en_US
dc.title BUKU : KAJIAN TATA AIR UNTUK REVOLUSI HIJAU DI SUB DAS BANYU IRANG DAS MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN en_US
dc.type Book en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

  • Buku [1359]
    Repositori untuk bidang buku

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account