dc.description.abstract |
Salah satu penggunaan beton mutu tinggi sebagai elemen struktur beton bertulang yang berfungsi sebagai daya dukung dan pengaku adalah kolom. Perilaku struktur kolom beton bertulang dengan pengekangan akibat temperatur tinggi perlu dipahami untuk menentukan apakah struktur kolom itu akan diganti atau hanya diperbaiki saja. Model yang digunakan sebagai validasi adalah hasil eksperimental (Faris Ali, 2010), dengan dimensi 127 x 127 mm² dengan tinggi 1800 mm, tulangan longitudinal 4Ø12 dengan mutu baja fy = 400 MPa, tulangan tranversal Ø6-120 dengan mutu baja fy = 240 MPa, sedangkan mutu beton tinggi fc’ = 104,5 MPa dan temperatur 867°C. Selanjutnya dibuat model implementasi pada ANSYS dengan dimensi, mutu baja dan mutu beton yang sama tetapi menggunakan tulangan tranversal Ø10-50. Untuk model DT.01 menggunakan tulangan longitudinal 4Ø12, model DT.02 menggunakan tulangan longitudinal 8Ø12, model DT.03 dan model DT.04 menggunakan tulangan longitudinal 8Ø12 tetapi dengan variasi pengekangan. Variasi temperatur yang digunakan adalah 20°C, 200°C, 500°C dan 1000°C Berdasarkan FEA, didapatkan momen ultimit terbesar adalah model DT.03 sebesar 303,2244 kNm. Nilai tegangan puncak dipengaruhi jumlah tulangan longitudinal dan akan menurun dengan bertambahnya rasio tulangan geser pada temperatur 20°C untuk DT.03 dan DT.04. Sedangkan kenaikan temperatur akan menyebabkan menurunnya tegangan puncak pada kolom dan bertambahnya rasio tulangan geser akan meningkatkan regangan pada tegangan puncak. Nilai regangan pada tegangan puncak dipengaruhi oleh rasio tulangan geser, semakin besar rasio tulangan geser, maka nilai regangan pada tegangan puncak akan semakin meningkat hal ini karena nilai daktilitas meningkat. Selanjutnya semakin meningkat temperatur pada kolom, maka nilai regangan pada tegangan puncak akan semakin meningkat sampai temperatur 500°C dan akan menurun pada temperatur 1000°C. Nilai beban ultimit sangat dipengaruhi oleh tulangan longitudinal dan akan mengalami penurunan dengan bertambahnya rasio tulangan geser.
Sedangkan pertambahan temperatur akan menyebabkan berkurangnya nilai beban ultimit. Pengaruh pengekangan, kenaikan temperatur dan penambahan tulangan longitudinal pada kolom menyebabkan nilai deformasi semakin meningkat, kecuali untuk temperatur 1000°C. Nilai daktilitas dipengaruhi oleh pengekangan dan temperatur. Semakin banyak pengekangan maka nilai daktilitas akan semakin meningkat dan semakin tinggi temperatur nilai daktilitas akan menurun. Perilaku ratak dari retak pertama yang terjadi pada bagian atas dan bawah kolom dan retak ultimit yang terjadi pada seluruh bagian kolom yang mana pola retak paling dominan terjadi yaitu retak lentur. |
en_US |