dc.description.abstract |
Tanaman obat keluarga adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga yang dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kesehatan baik dalam upaya preventif, promotif dan kuratif. Bentuk kegiatan yang mendukung ide tersebut yakni melalui transfer pengetahuan ilmiah bagi generasi penerus dari masyarakat melalui aparat desa dan karang taruna/kelompok sadar wisata desa Sabuhur, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat.
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan pada upaya penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat dalam memahami peran dan
fungsi tumbuhan di kawasan pantai. Sosialisasi akan dilakukan dalam bentuk penyampaian
materi (teori). Peserta sosialisasi akan direkrut dari kelompok masyarakat di sekitar Desa
Sebuhur Kabupaten Tanah Laut, Penyampaian materi dilakukan dalam bentuk klasikal.
Target peserta kegiatan pemberdayaan masyarakat tercapai lebih dari 100%. Ketercapaian tujuan pemberdayaan masyarakat tentang TOGA dapat dikatakan baik (80%),
sedangkan ketercapaian target materi yang telah direncanakan dapat dikatakan baik (80%).
Materi yang telah disampaikan adalah aneka jenis tanaman obat-obatan dan khasiatnya, tata cara penanaman tanaman obat yang baik, serta pengolahan tanaman obat menjadi bahan minuman.
Hasil angket dan pada wawacara bersama responden didapatkan penyataan positif terhadap aspek kepedulian masyarakat pada lingkungan di sekitar pemukiman dan masalah lingkungan sebesar 82,05%. Nilai persentase yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kepedulian yang tinggi juga terhadap lingkungan. Pernyataan positif masyarakat sebesar 60,77% teridentifikasi pada aspek tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan. Responden menyadari bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan sebesar 67,31%. Kegiatan pemberdayaan masyarakat desa Sebuhur terkait pemanfaatan TOGA perlu dilakukan kembali untuk menambah wawasan masyarakat. Berdasarkan angket teridentifikasi pernyataan positif terhadap pengaruh pelatihan terhadap pelestarian dan penggunaan tumbuhan di sekitar perkarangan rumah sebesar 53,85%.
Sumber pengetahuan terkait tanaman obat di sekitar perkarangan yang paling banyak didapatkan masyarakat adalah dari orang tua yang merupakan warisan turun-temurun (65 %), i orang lain, seperti sanak keluarga yang bekunjung, pengunjung dan masyarakat luar (20 %), dan berdasarkan pengalaman sendiri sebanyak 15%. Hasil angket menunjukkan bahwa masih terdapat peserta yang kurang faham (15,39%) tentang fungsi tumbuhan di sekitar perkarangan yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat serta bagaimana melestarikannya. Hasil angket juga menunjukkan bahwa banyak peserta yang memahami (50%) dan sangat faham (34,62%) cara menanam, melestarikan, dan menggunakan tumbuhan di sekitar perkarangan, terutama sebagai tanaman obat keluarga. |
en_US |