dc.contributor.author |
Putro, Herry Porda Nugroho |
|
dc.contributor.author |
Putra, Muhammad Adhitya Hidayat |
|
dc.date.accessioned |
2023-02-21T05:19:05Z |
|
dc.date.available |
2023-02-21T05:19:05Z |
|
dc.date.issued |
2022-09-01 |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/27251 |
|
dc.description |
Kota Seribu Sungai menjadi julukan Kota Banjarmasin, Kota Banjarmasin dikenal sebagai kota seribu sungai yang terdapat banyak anak sungai yang mempunyai karakteristik berbeda setiap sungai satu diantaranya adalah sungai Martapura yang merupakan sungai primer dan berfungsi sebagai drainase. Tidak terkecuali pencemaran sungai menjadi satu diantara masalah lingkungan. Banyak pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri pabrik, limbah rumah tangga maupun sampah-sampah. Hal ini mengakibatkan kondisi ekosistem sungai semakin menurun dan berdampak buruk bagi manusia dan juga lingkungan terutama di bantaran sungai Martapura. Pencemaran yang terjadi di sungai sebagai akibat dari pola perilaku manusia yang semakin mengabaikan lingkungan sekitar. Akibat perilaku manusia yang salah dalam memperlakukan lingkungan sungai akhirnya akan menjadi sebuah bencana yang merugikan manusia itu sendiri. Bencana yang sering melanda yakni bencana banjir. Masyarakat yang paling dekat dengan sungai adalah masyarakat bantaran sungai. Maka dari itu perilaku masyarakat sangat penting dalam menentukan kualitas dan keberlangsungan sebuah sungai.
Hal ini menunjukkan bahwa pemaknaan masyarakat terhadap sungai hampir semuanya sama yakni sungai dipandang sebagai front belakang. Fungsi sungai bagi masyarakat bantaran juga mengalami perbedaan seiring dengan perubahan kondisi sungai. Perubahan fungsi sungai tersebut berbeda berdasarkan kurun waktunya. Perubahan kondisi sungai ini ikut mempengaruhi perilaku masyarakat sekitar. Ada perilaku yang positif untuk menjaga ekosistem sungai dan juga kelestarian lingkungan hidup di Kelurahan Banua Anyar, namun ada juga masyarakat yang berperilaku tidak peduli terhadap lingkungan dan cenderung bersikap acuh dan masa bodoh. Perilaku tersebut yakni membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai. Dari perilaku yang dilakukan oleh masyarakat terdapat suatu dampak yang berakibat buruk terhadap lingkungan khususnya lingkungan sungai dan juga terhadap masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Martapura. Dampak buruk yang sering terjadi yakni banjir yang menggenangi jalan dan juga rumah warga. Perilaku masyarakat di Kelurahan Banua Anar tidak hanya berdampak negatif saja, namun juga memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan hidup dan juga kemajuan Kelurahan Banua Anyar sebagai satu diantara daerah wisata di Kota Banjarmasin. Dampak positifnya yakni dengan adanya program-program yang dibuat oleh pemerintah Kota Banjarmasin membuat wilayah ini menjadi nyaman dilihat, hijau dan tidak terlihat kumuh lagi. |
en_US |
dc.language.iso |
other |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat |
en_US |
dc.subject |
Research Subject Categories::SOCIAL SCIENCES |
en_US |
dc.title |
Perilaku Sosial Masyarakat Kelurahan Banua Anyar Terhadap Kelestarian Fungsi Sungai Martapura Sebagai Sumber Belajar |
en_US |
dc.title.alternative |
Perilaku Sosial Masyarakat Kelurahan Banua Anyar Terhadap Kelestarian Fungsi Sungai Martapura Sebagai Sumber Belajar |
en_US |
dc.type |
Article |
en_US |