dc.description.abstract |
Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru yang pertama
kali diidentifikasi pada Desember 2019. Hingga saat penelitian ini dilakukan, belum ditemukan obat yang
spesifik untuk penyakit COVID-19 sehingga pengobatan masih bersifat suportif dan simptomatik. Hal ini
mengakibatkan pasien mendapatkan banyak obat/polifarmasi yang berpotensi berinteraksi. Tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis potensi interaksi obat pada pasien Covid-19. Jenis penelitian ini adalah
observasional retrospektif dengan metode analisis secara deskriptif. Penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dari Pusat Data Elektronik dan Rekam Medis pasien Covid-19 periode maret-agustus
2020. Pemeriksaan interaksi obat dilakukan melalui website Micromedex. Berdasarkan data yang diperoleh
dari 114 rekam medis pasien Covid-19 didapatkan sebanyak 231 potensi interaksi obat. Untuk Kategori
keparahan interaksi obat Minor (17 kasus), Moderate (151 kasus), Mayor (765 kasus) dan Contraindicated (20
kasus). Sementara untuk kategori onset interaksi obat Delayed (85 kasus), Rapid (71 kasus) dan Not Specified
(797 kasus). Lima interaksi obat terbesar yaitu Azitromisin ʹ Hidroksikloroquin (80 kasus), Azitromisin ʹ
Levofloxacin (62 kasus), Hidroksikloroquin ʹ Levofloxacin (56 kasus), Aztromisin ʹ Lovinapir dan Ritonavir (26
kasus) dan Azitromisin Moxifloxacilin (26 kasus).
Kata Kunci :
Covid-19, Keparahan,
Potensi Interaksi Obat |
en_US |