dc.description.abstract |
Sistem agroforestri tradisional dukuh menurut terminologi etnis Banjar di Kalimantan Selatan adalah “pulau buah” yang berarti di suatu areal atau lahan hutan tersebut terdapat bermacam-macam tanaman buah campuran. Pada awalnya status dukuh adalah sebagai kebun waris keluarga yang pengelolaannya terbatas pada kebutuhan sub-sisten tapi sejalan dengan perkembangan zaman keberadaan dukuh berubah sebagai alat produksi dan jasa yang bernilai ekologis, ekonomi, dan sosial budaya yang memiliki nilai strategis. Karena dukuh memiliki nilai yang strategis maka perlu ada penelitian mengenai pengelolaan dukuh tersebut. Tujuan dari penelitian untuk mengkaji mengenai sistem pengelolaan dan penerimaan sosial masyarakat terhadap agroforestri dukuh sebagai wujud pemanfaatan lahan berbasis agroforestri untuk ketahanan pangan dan energi. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan mixed methodology atau metode model campuran dengan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar dukuh tersebut berstatus sebagai tanah waris dalam bentuk penguasaan hak milik perorangan yang dimiliki oleh satu keluarga dengan sistem ketenagakerjaan menggunakan tenaga kerja dari anggota keluarga sehingga sistem kelembagaan yang berlaku masih sebatas aturan main. Sistem pengelolaan dukuh bersifat tradisional yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal masyarakat. Kontribusi yang diberikan dukuh dari segi ekonomi cukup signifikan yaitu sebesar 33 % dari total pendapatan masyarakat dalam satu tahun sehingga performansi atau kinerja dukuh baik dari segi produktivitas,keberlanjutan,keadilan dan efesiensi menunjukan kondisi yang bagus. Peran agroforestri dukuh untuk ketahanan pangan secara langsung berasal dari tanaman pengisi di bawah tegakan tanaman buah dan secara tidak langsung bersumber dari uang tunai hasil transaksi yang bisa dikonversi untuk membeli kebutuhan pangan. Sedangkan peran agroforestri dukuh untuk ketahanan energi bersifat secara langsung yaitu bersumber dari dahan, cabang, ranting dan daun yang bisa digunakan sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak atau gas. Penerimaan Sosial masyarakat terhadap keberadaan agroforestri tradisional dukuh memiliki tingkat penerimaan sosial yang tinggi, yaitu sebesar 82,86 yang diperoleh dari penjumlahan skor partisipasi, sikap dan nilai. Penerimaan sosial masyarakat terhadap agroforestri tradisional dukuh dipengaruhi oleh faktor pendapatan, hasil produksi, dan pemasaran. |
en_US |