dc.contributor.author |
Hermawan, Sainul |
|
dc.date.accessioned |
2021-11-30T23:32:57Z |
|
dc.date.available |
2021-11-30T23:32:57Z |
|
dc.date.issued |
2017-02-11 |
|
dc.identifier.isbn |
978-602-0950-33-4 |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/22058 |
|
dc.description.abstract |
Cerita ini tentang Bujang Laut dan Bujang Sakti, adik bujang busur, anak-anak Bujang Maluala. Mereka tersesat di belantara akibat badai topan yang memisahkan mereka dari kakaknya. Ketika mereka kehausan dan mencoba meminum air dari kolam dalam hutan itu, mereka terpero-sok dan masuk ke dalamnya dan menjelma menjadi ikan idar-idar laut.
Nun jauh dari kolam itu ada Banua gilingan Gangsa yang dipimpin oleh Mahaprabu Braja Sukma. Permai-surinya telah lama Tiada. Ia tinggal bersama dua putrinya Raden Galuh Permatasari dan Raden Galuh Purbayasari.
Pada suatu malam kedua putri raja itu bermimpi ikan langka, ikan yang membuat mereka kehilangan selera makan. Dalam mimpi meraka ikan itu ada di Padang Segara Wisnu alias Padang Kemulan alias Sungai Telaga Biru Padang Rela Marinsing. |
en_US |
dc.publisher |
Scripta Cendekia, Banjarbaru |
en_US |
dc.subject |
balamut, Gusti Jamhar Akbar, tradisi lisan |
en_US |
dc.title |
Kisah Bujang Laut dan Bujang Sakti dalam Balamut Gusti Jamhar Akbar |
en_US |
dc.type |
Book |
en_US |