dc.contributor.author |
Rahmini, Noor |
|
dc.contributor.author |
Pudihardjo, M. |
|
dc.contributor.author |
Hoetor, Arif |
|
dc.contributor.author |
Manzilati, Asfi |
|
dc.date.accessioned |
2021-08-09T01:57:27Z |
|
dc.date.available |
2021-08-09T01:57:27Z |
|
dc.date.issued |
2016 |
|
dc.identifier.isbn |
978-602-73555-0-7 |
|
dc.identifier.uri |
https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/20764 |
|
dc.description.abstract |
Pasar Terapung Lok Baintan sebagai bagian dari pasar tradisional di
Indonesia tetap eksis hingga sekarang. Kondisi ini bertolak belakang dengan
kondisi pasar tradisional pada umumnya dan beberapa pasar terapung lainnya.
Hasil penelitian terdahulu menyebutkan hal ini disebabkan faktor intern maupun
ekstern. Oleh karena itu penelitian ini berupaya mengkaji lebih dalam, bagaimana
Pasar Terapung Lok Baintan tetap eksis dan semakin berkembang dilihat dari
hubungan ekonomi dan sosial yang terbalut dalam modal sosial antara pelaku
ekonomi di Pasar ini.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan Fenomenologi. Studi fenomenologi melihat secara dekat interpretasi
individual tentang pengalaman-pengalamannya dan berusaha memahami makna
dari sebuah pengalaman dari perspektif partisipan.
Pasar Terapung Lok Baintan tetap eksis dengan segala permasalahan
melalui interaksi hubungan bonding, bridging dan linking. Penelitian ini lebih
lanjut menginsyaratkan ketiga jenis bentuk hubungan (bonding, bridging dan
linking) ada dan melekat pada individu pelaku pasar, namun begitu modal sosial
bridging yang lebih dominan dimanfaatkan pelaku ekonomi di Pasar Terapung Lok Baintan dalam meningkatkan pendapatannya. Secara makro hal ini
berdampak pada perbaikan ekonomi masyarakat Lok Baintan dan sekitarnya. |
en_US |
dc.publisher |
Fakultas Ekonomi Trunojoyo |
en_US |
dc.subject |
Pasar Terapung Lok baintan, modal social, bonding, bridging dan linking |
en_US |
dc.title |
Model Penguatan Pasar Tradisional di Indonesia Berbasis Modal Sosial (Studi pada Pasar Terapung Lok Baintan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan) |
en_US |
dc.type |
Article |
en_US |