Buku Etno-agrikultur Suku Banjar di Lahan Rawa Pasang Surut mengupas tentang karakteristik budaya bahuma, pengetahuan lokal bahuma, kearifan lokal bahuma, serta nilai-nilai yang terkandung dalam budaya bahuma yang dimiliki petani Suku Banjar dalam memanfaatkan lahan rawa pasang surut untuk pertanian padi. Budaya bahuma yang dimiliki petani Suku Banjar merupakan hasil dari interaksi antara manusia, lingkungan alam, dan teknologi tradisional yang dimiliki. Dalam tataran ini petani Suku Banjar menemukan apa yang disebut dengan kearifan lokal, terutama terkait dengan penyikapan manusia terhadap alam. Kearifan lokal merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan pengetahuan, budaya, kelembagaan serta praktek mengelola sumber daya alam yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Bentuk kearifan lokal yang dimiliki petani Suku Banjar meliputi: pengelolaan air, pengolahan lahan, menanam padi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Kearifan lokal bahuma yang dimiliki petani Suku Banjar juga sarat akan nilai-nilai luhur yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai luhur ini berupa: nilai religius, nilai kerja keras, nilai pantang menyerah, nilai tanggung jawab, nilai kepedulian terhadap lingkungan, nilai gotong royong, nilai tidak menyakiti (no harm), nilai kebersamaan, nilai berbagi, nilai sabar, nilai berelaan (ikhlas), nilai bubuhan (kekeluargaan), dan nilai adaptasi.