PROSPEK DAN MASALAH EKOLOGIS DALAM PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA

Abstract

Pertumbuhan ekspor batubara Indonesia hingga tahun 2012 menduduki posisi pertama sebagai negara pengekspor di dunia dengan volume mencapai 341 juta ton, sedangkan Australia yang selama ini menjadi negara terbesar untuk volume ekspor batubara sejak tahun 2011 telah disalip Indonesia dan hanya mengekspor sebesar 313 juta ton dan berturut-turut Rusia, Amerika dan Kolombia yang mengekspor tidak sampai setengah volume ekspor Indonesia atau Australia. Indonesia memiliki cadangan batubara terbukti (proven reserve coal) sebesar 4,3 miliar ton atau sekitar 0,5% dari total cadangan batubara terbukti yang ada. Peningkatan pertumbuhan konsumsi batubara di tingkat nasional tampaknya menjadi pendorong bagi perusahaanperusahaan tambang batu bara untuk meningkatkan produksi. Disisi lain Amerika menjadi yang paling kecil pertumbuhan dan pertambahan ekspornya. Hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan pengetatan ekspor sumber energi untuk masa depan Amerika Rendahnya keketatan yang diatur dalam perundang-undangan memungkinkan terjadinya kemudahan dalam mengakses izin pertambangan, menyebabkan maraknya investor memburu industri batubara. Dampak yang ditimbulkan yakni masalah ekologis jangka pendek seperti banjir, longsor dan jangka panjang akan menyebabkan semakin rendahnya ketahanan pangan disebabkan oleh pola penambangan batubara di Indonesia secara umum dilaksanakan secara terbuka dan berdampak pada hilangnya tanah topsoil (tanah atas) yang mengandung humus (kesuburan tanah).