dc.description |
Perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara terdapat di beberapa ketinggian tempat, ketinggian tempat
berkaitan dengan suhu, kelembaban dan curah hujan. Faktor-faktor iklim tersebut mempengaruhi produksi kelapa
sawit.
Penelitian telah dilaksanakan di beberapa perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara yaitu PTP IV (Adolina 0-250 dpl,
Bah Jambi 250-500 dpl, Bah Birong 500-750 dpl dan Marjanji 750-1000 dpl). Penelitian telah dilaksanakan paa bulan
Juli 2012 sampai bulan Agustus 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi produksi kelapa
sawit dengan iklim di Sumatera Utara.Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu mengumpulkan data sekunder
yang berasal dari beberapa perkebunan di Sumatera Utara sehingga bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan curah hujan, hari hujan, suhu dan kelembaban sehingga
terjadi perbedaan produksi. Hari hujan, curah hujan/suhu meningkat maka produksi meningkat, kelembaban meningkat
produksi menurun. Perkebunan Marjanji memiliki produksi tertinggi pada 1869.45 ton/ha, sedangkan terendah
perkebunan Adolina pada 1.982 ton/ha. Curah hujan tertinggi di perkebunan Bah Jambi pada 2275.87 mm/tahun,
sedangkan terendah perkebunan Marjanji pada 1295.23 mm/tahun. Hari hujan terbanyak perkebunan Bah Birung Ulu
pada 119 hari/tahun, sedangkan terendah perkebunan Adolina pada 77.40 hari/tahun. Suhu tertinggi perkebunan
Adolina pada 25.42 0C, sedangkan terendah perkebunan Bah Birung Ulu pada 25.22 0C. Kelembaban tertinggi
perkebunan Marjanji pada 85.4%, sedangkan terendah perkebunan Bah Birung Ulu pada 83%. Terdapat korelasi antara
produksi kelapa sawit dengan curah hujan, hari hujan, suhu serta kelembaban di beberapa perkebunan.
Kata Kunci : Kelapa Sawit, Faktor Iklim |
|