dc.description |
Abstrak
Selama ini pemakaian cerucuk cukup efektif sebagai metode alternatif perkuatan stabilitas lereng maupun perkuatan embankment jalan diatas tanah lunak lahan basah.Pada embankment jalan, cerucuk digunakan sebagai bahan yang kaku berfungsi untuk menaikkan stabilitas tanah.Sebagai perkuatan lereng, cerucuk sangat efektif berfungsi sebagai pasak/tulangan yang dapat memotong bidang kelongsoran lereng. Sehingga cerucuk dapat memberikan tambahan gaya geser pada lereng yang mampu melawan gaya geser longsoran yang terjadi. Tambahan gaya geser yang dihasilkan oleh cerucuk tersebut dapat meningkatkan angka keamanan (safety factor) stabilitas lereng. Sampai dengan saat ini, pengembangan teori tentang konstruksi perkuatancerucuk pada stabilitas lereng tanah lunak guna menambah kekuatan gesernya(yang mendekati kondisi di lapangan) masih sedikit dan belum memadai. Hanya saja untuk pengembangannya tersebut sangat diperlukan informasi yang rinci dan jelas tentang interaksi antara tanah lunak dengancerucuk. Informasi tersebut dapat diperoleh salah satunya dari penelitian skala laboratorium yang dibuat mendekati kondisi lapangan. Tujuan penelitian ini untuk menjawab bagaimana pengaruh panjang tancapan (rasio tancap), pengaruh jarak (spasi) antar cerucuk, pengaruh jumlah cerucuk, serta pengaruh pola pemasangan cerucuk terhadap penambahan tahanan geser dari stabilitas lereng tanah lunak. Penelitian ini dilaksanakan melalui salah satu cara pendekatan model skala laboratorium, namun perilakunya dibuat mendekati perilaku sebenarnya di lapangan. Bidang kelongsoran lereng yang terjadi di lapangan didekati dengan bidang geser yang sengaja dibuat di laboratorium dengan menggeser contoh tanah (Plab) yang terdapat dalam kotak geser hasil modifikasi yang berukuran relatif besar pada alat geser langsung. Cerucuk yang akan digunakan berupa cerucuk kayu mini dan ditanamkan pada contoh tanah tadi. Variasi rasio tancap (L/D) yang diterapkan sebesar 5, 10, 15, dan 20.Untuk variasi spasi cerucuk yang digunakan sebesar 3D, 5D, dan 8D.Sedangkan pada variasi jumlah cerucuk yang dipasang yaitu 1 batang, 2 batang, 4 batang, dan 6 batang.Untuk variasi pola pemasangan yang digunakan adalah pola 2x3 dan 3x2 batang cerucuk.Diharapkan dari perilaku skala kecil tersebut dihasilkan tambahan teori mengenai perkuatan lereng dengan cerucuk yang mendekati kondisi sebenarnya di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tahanan geser yang dihasilkan tanah yang diperkuat dengan cerucuk dipengaruhi oleh antara lain : 1)panjang tancap cerucuk, 2)jarak atau spasi antar cerucuk, 3)jumlah cerucuk, dan 4)pola pemasangan cerucuk.Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin besar rasio tancap yang digunakan cerucuk maka semakin meningkatkan tahanan geser tanah lunak.Selain itu tahanan geser tanah lunak juga meningkat apabila spasi antar cerucuk yang digunakan sebesar 3D sampai 5D.Akan tetapi penurunan tahanan geser tanah lunak terjadi apabila spasi antar cerucuk yang digunakan adalah lebih besar dari 5D.Pada pengaruh jumlah cerucuk menunjukkan bahwa tahanan geser tanah menjadi meningkat seiring dengan adanya penambahan jumlah cerucuk. Kelompok cerucuk yang menerima gaya geser horisontal pada arah sejajar terhadap baris kelompoknya menghasilkan tahanan geser tanah yang relatif lebih besar daripada arah tegak lurus terhadap baris kelompoknya. Selain itu bahwa kemampuan kelompok cerucuk dalam menahan geseran horisontal tidak akan sama dengan kemampuan masing-masing cerucuk dikalikan dengan jumlah cerucuk dalam kelompok yang bersangkutan.Ditinjau dari pola pemasangan cerucuk maka variasi pola pemasangan dapat mempengaruhi peningkatan tahanan geser tanah lunak.
Kata kunci: Cerucuk, rasio tancap, spasi antar cerucuk, jumlah cerucuk, pola pemasangan cerucuk, tahanan geser tanah, serta rasio Plab/PanalitisCerucuk. |
|