dc.description |
Limbah kelapa sawit memiliki potensi dalam meningkatkan fisik tanah, kimia dan biologi di lahan sub-optimal setelah pengomposan, namun bahan yang mengandung 41,3-46,5% selulosa, 25,3-33,8% hemiselulosa dan 27,6-32,5% lignin yang sulit terlapuk. Aplikasi limbah ini di Biopori Resapan Sistem Modifikasi (SRBM) di lahan sub-optimal diharapkan dapat meningkatkan peran pengurai. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari proses dekomposisi limbah organic sawit pada SRBM di lahan sub optimal. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) factor tunggal. Limbah organic sawit sebagai perlakuan terdiri dari 6 taraf, yaitu S1 = fiber sawit, S2 =fiber sawit + tandan kosong; S3 = fiber sawit + kotoran sapi, S4 = fiber sawit + tandan kosong + kotoran sapi, S5 = fiber sawit + tandan kosong + kotoran sapi, S6 = kompos fiber sawit. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga ada 18 satuan percobaan. Hasil dari penelitian ini adalah proses perombakan bahan limbah ditunjukan dengan penurunan C/N bahan dari 67,96 – 94,74 menjadi 21,54 – 35,09, penyusutan volume dan bobot limbah masing-masing hingga 56,00 % dan 38,88 %. Dari komposisi limbah organik yang dihasilkan limbah fiber sawit yang dikombinasikan dengan atau tanpa tandan kosong memiliki percepatan perombakan yang lebih baik dibanding dengan yang lain. Proses perombakan limbah ini diduga dibantu oleh mikrob seluloltik yang ditemukan pada bahan organik yang dihasilkan (4,82– 7,36 x 106 CFU/g).
Kata kunci: lubang resapan biopori, perombakan bahan organik, mikrob fungsional, lahan marginal |
|