Repo Dosen ULM

PENANDAAN TERITORI DI RUANG TERBUKA DI PASAR TRADISIONAL JEJERAN DESA WONOKROMO

Show simple item record

dc.creator Muhammad, Ibnu Saud
dc.date 2014-08
dc.date.accessioned 2020-06-15T03:58:06Z
dc.date.available 2020-06-15T03:58:06Z
dc.identifier http://eprints.ulm.ac.id/1937/1/Lanting_03-02_2014_hal125-139.pdf
dc.identifier Muhammad, Ibnu Saud (2014) PENANDAAN TERITORI DI RUANG TERBUKA DI PASAR TRADISIONAL JEJERAN DESA WONOKROMO. LANTING Journal of Architecture, 3 (2). pp. 125-139. ISSN 2089-8916
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/10449
dc.description Abstrak Pasar Jejeran merupakan pasar yang buka pada hari pasaran pahing, wage dan legi. Pada hari lain para pedagang berjualan di pasar lainnya. Di hari pasaran, limpahan pedagang tak bisa dihindari. Limpahan ini bahkan bisa meluas hingga badan jalan. Di luar hari pasaran, para pedagang yang memiliki los atau kios di pasar tersebut ada yang tetap berjualan. Pada hari tersebut mereka memilih berjualan di tepi jalan untuk mendekati calon pembeli. Dalam hal ini, menjadi menarik untuk mengamati penandaan (klaim) teritori di sepanjang jalan, yang juga sekaligus digunakan untuk lalu lintas tersebut di hari-hari pasaran dan hari-hari non pasaran. Untuk mengetahui perilaku pembentukan teritori pedagang plataran, digunakan metode place centered mapping. Metode ini dipilih karena pengamatan melibatkan banyak pelaku (sekelompok pedagang), sehingga lebih digunakan pengamatan terhadap setting. Berdasarkan hasil pengamatan, penandaan teritori pedagang plataran di Pasar Jejeran dilakukan dengan penanda-penanda yang bersifat fixed, semi fixed, dan non-fixed. Penanda teritori yang paling banyak digunakan adalah penanda non-fixed yaitu berupa tikar plastik sebagai alas, meja bambu, dan atap payung. Kata kunci: pasar, teritori, ruang, place centered mapping Abstract Pasar Jejeran is a market that is open on market days: pahing, wage and legi. On other days, the traders open their stalls somewhere else. On market days, the place is overflowing with traders. This overflow even extends to the side of the road. Besides these market days, some of the traders which have stalls in the market are still open. They choose to open their stalls along the road side to approach prospective buyers. In this case, it becomes interesting to observe marking or claims on territory along the road, which is also well used to such traffic in market days and non-market days. To study the territory establishment behavior of plataran traders, place-centered mapping method is used. This method was chosen because the observation involves many actors (group of traders). Based on the observation, plataran traders mark their territory in the maket by fixed, semi-fixed and non-fixed markers. Mostly used marker is the non-fixed one: a plastic mat, bamboo table and umbrellas.
dc.format text
dc.publisher Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
dc.relation http://eprints.ulm.ac.id/1937/
dc.subject TA Engineering (General). Civil engineering (General)
dc.title PENANDAAN TERITORI DI RUANG TERBUKA DI PASAR TRADISIONAL JEJERAN DESA WONOKROMO
dc.type Article
dc.type PeerReviewed


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account