Repo Dosen ULM

TANGGAPAN TERHADAP IKLIM SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI VERNAKULAR PADA RUMAH BUBUNGAN TINGGI

Show simple item record

dc.creator Muhammad, Ibnu Saud
dc.date 2012-08
dc.date.accessioned 2020-06-15T03:58:05Z
dc.date.available 2020-06-15T03:58:05Z
dc.identifier http://eprints.ulm.ac.id/1933/1/Lanting_01-02_2012_hal106-116.pdf
dc.identifier Muhammad, Ibnu Saud (2012) TANGGAPAN TERHADAP IKLIM SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI VERNAKULAR PADA RUMAH BUBUNGAN TINGGI. LANTING Journal of Architecture, 1 (2). pp. 68-137. ISSN 2089-8916
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/10443
dc.description Abstrak Keterbatasan energi merupakan tantangan terbesar abad ini, demikian pula dalam arsitektur. Efisiensi energi sebenarnya bukanlah kriteria baru dalam desain arsitektur. Arsitektur vernakular diyakini melakukan tanggapan terhadap iklim melalui penggunaan sumber daya minimum untuk mendapatkan kenyamanan maksimum. Rumah Bubungan Tinggi dalam konteks iklim tropis lembab pada lahan basah di Kalimantan Selatan diasumsikan tanggap terhadap iklim. Bagaimanakah konsep tanggapan terhadap iklim pada Rumah Bubungan Tinggi? Bagaimanakah penerapan tanggapan terhadap iklim tersebut pada Rumah Bubungan Tinggi? Jawabannya bisa menjadi identifikasi awal bagi arsitektur di Kalimantan Selatan dalam menanggapi iklim secara passive design. Menurut Rapoport (1969) dalam konteks iklim, arsitektur vernakular bisa dilihat sebagai shelter pengendali kenyamanan termal. Rumah Bubungan Tinggi sebagai bangunan vernakular, mempertimbangkan faktor iklim untuk mencapai kenyamanan termal. Tanggapan tersebut disesuaikan dengan konteks iklim lokal yaitu pada hal-hal berupa bentuk, material dan konstruksi, serta elemen-elemen pengendali iklim. Kata Kunci: vernakular, rumah bubungan tinggi, kenyamanan termal Abstract Limitations of energy is the greatest challenge of this century, as well as in architecture. Energy efficiency is not really a new criterion in the design of architecture. Vernacular architecture is believed to initiate a response to the climate through the use of minimum resources to get maximum comfort. RumahBubunganTinggi in the context of the humid tropical climate in the wetlands of South Kalimantan is assumed to respond to climate. How does the concept of climate response ofRumahBubunganTinggi? How does the application of the climate response to RumahBubunganTinggi? The answer could be the initial identification of the architecture in South Kalimantan in response to climate passive design. According to Rapoport (1969) in the context of climate, vernacular architecture can be seen as a shelter controlling thermal comfort.RumahBubunganTinggi as a vernacular building is considering climatic factors in order to achieve thermal comfort. The response is suited to the context of the local climate on things such as the shape, material and construction, as well as climate control elements. Keywords: vernacular, rumahbubungantinggi, thermal comfort
dc.format text
dc.publisher Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
dc.relation http://eprints.ulm.ac.id/1933/
dc.subject TA Engineering (General). Civil engineering (General)
dc.title TANGGAPAN TERHADAP IKLIM SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI VERNAKULAR PADA RUMAH BUBUNGAN TINGGI
dc.type Article
dc.type PeerReviewed


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account